Desa Kenteng, selain dikenal dengan panorama alamnya yang indah dan komoditas kebunnya, juga menyimpan kekayaan budaya yang unik dan menarik. Salah satunya adalah tradisi "Susuk Wangan". Â
Tradisi ini turun-temurun dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kenteng dan dipercaya memiliki makna serta nilai budaya yang penting.
Namun, tahukah Anda seperti apa sebenarnya tradisi Susuk Wangan dan bagaimana prosesi pelaksanaannya? Mari kita simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
Di Desa Kenteng, tradisi budaya tak hanya menjadi pengikat identitas, tetapi juga wadah untuk memanjatkan rasa syukur dan doa kepada leluhur. Salah satu tradisi yang unik dan sarat makna adalah "Susuk Wangan", sebuah ritual yang dilakukan di bulan Suro di Sendang Dukuh, Dusun Karanglo.
Tradisi Susuk Wangan diawali dengan bersih-bersih sendang dan saluran airnya. Masyarakat bahu-membahu membersihkan area sekitar sendang sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur.
Setelah area sendang bersih, ritual dilanjutkan dengan doa bersama. Doa-doa seperti tahlil dan shalawat Nabi dipanjatkan untuk memohon keselamatan dan kelancaran hidup. Tak lupa, doa khusus dipanjatkan untuk Mbah Kenteng, seorang penyebar Islam di daerah tersebut yang dihormati masyarakat.
Usai doa bersama, suasana hangat dan penuh kebersamaan tercipta saat tradisi makan bersama dilangsungkan. Menu wajib dalam tradisi ini adalah tahu campur dan ketupat istimewa. Uniknya, ketupat yang digunakan berbeda dengan ketupat biasa. Hanya Mbah Ngateman yang berusia 79 tahun sekaligus juru kunci yang memiliki pengetahuan dan keahlian untuk membuatnya.
Tradisi Susuk Wangan bukan sekadar ritual, tapi juga momen refleksi dan kebersamaan bagi masyarakat Desa Kenteng. Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur atas limpahan alam, penghormatan terhadap leluhur, dan pengikat tali persaudaraan antar warga.
Tradisi Susuk Wangan merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan. Di tengah arus modernisasi, tradisi ini menjadi pengingat bagi masyarakat Desa Kenteng untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya dan leluhur mereka.
Sumber dari wawancara dengan Mbah Ngateman juru kunci Sendang Dukuh pada 25 maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H