Program yang diikuti oleh 108 peserta ini berfokus pada 3 indikator PHBS, yakni mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun dan membuang sampah pada tempatnya. Program ini dikemas menjadi 3 pokok kegiatan, yaitu penyuluhan atau sosialisasi, diskusi dan tanya jawab serta praktik langsung dari materi sosialisasi.
"Kegiatannya seru sekali." ungkap Rama, siswa kelas 4 SD Negeri 03 Sapen.
Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari banyak pihak terutama dari siswa dan guru. Guru merasa waktu pelaksanaan program ini sangat tepat dikarenakan ketika kegiatan berlangsung, siswa telah selesai melaksanakan ujian akhir semester dan dapat mengisi waktu luang siswa supaya menjadi lebih produktif. Selain itu, dengan adanya program ini menghadirkan suasana baru bagi siswa karena konsep kegiatannya lebih banyak melakukan praktik langsung.
Secara keseluruhan, program ini berjalan dengan baik. Namun, seperti program pada umumnya, program ini juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utama yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan PHBS di sekolah adalah kondisi ruang kelas yang kurang kondusif. Hal ini terutama disebabkan oleh sulitnya mengontrol siswa yang ramai. Antusiasme siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan terkadang membuat suasana kelas menjadi terlalu bising, sehingga instruksi dari mentor sulit diterima dengan baik.Â
Untuk mengatasi tantangan tersebut, solusi yang diterapkan adalah memindahkan kegiatan tertentu ke area terbuka seperti halaman sekolah, di mana ruang lebih luas dan siswa lebih mudah diatur. Selain itu, mahasiswa juga menerapkan strategi pengelolaan kelas yang lebih terstruktur, seperti membagi siswa menjadi kelompok kecil dengan peran yang jelas agar suasana lebih terkendali.
Kegiatan edukasi "Pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat" yang dilaksanakan oleh mahasiswa UNNES GIAT 10 Desa Sapen berhasil memberikan dampak positif bagi siswa-siswi SDN Sapen 03. Dengan mengemas program dalam bentuk penyuluhan, diskusi interaktif, dan praktik langsung, siswa lebih memahami pentingnya mencuci tangan dan membuang sampah pada tempatnya. Selain meningkatkan kesadaran siswa, kegiatan ini juga menjadi langkah awal dalam membangun budaya hidup sehat di lingkungan sekolah.
Diharapkan program ini dapat terus dilanjutkan dan menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam mengedukasi siswa tentang pentingnya PHBS. Semua pihak, mulai dari siswa, guru, hingga masyarakat sekitar, diharapkan dapat berperan aktif dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara berkelanjutan untuk menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.