Anies juga berencana menambah ketersediaan lapangan pekerjaan dan ketersediaan air bersih, yang menjadi masalah umum di kota-kota besar dan sesak. Melihat berbagai kalangan tumpah ruah menjadi satu, baginya, tentu harga bahan pokok juga perlu dikendalikan. Selain masalah-masalah tersebut, tentu dari setiap pasangan calon tak akan pernah terlepas fokusnya dari yang namanya “kemacetan” dan “banjir”, sama halnya seperti Anies-Sandiaga.
Menurut saya, pasangan ini memiliki kemampuan intelektual yang luas, yang bisa digunakan untuk meyakinkan masyarakat. Figur seorang Anies ini juga sudah sangat dikenal oleh masyarakat Jakarta, bahkan Indonesia, karena merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bahkan publik maupun lawan politik Anies terkejut karena tidak diprediksi akan maju dan baru “muncul” menjelang pendaftaran di KPU.
Namun, dengan pernyataan bahwa Presiden RI kita, Joko Widodo “mengganti” Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang sebelumnya dijabat oleh Anies Baswedan menjadi Muhadjir Effendy, tentu memunculkan berbagai komentar dan pendapat di dalam pribadi masing-masing orang. Ada pandangan positif, juga ada pandangan negatif. Pandangan negatif tentang hal ini mungkin saja menjadi faktor utama mengapa elektabilitas pasangan Anies-Sandiaga berada di peringkat terakhir, apalagi basicseorang Anies berada di bidang pendidikan, sedangkan dia harus terjun di dunia yang baru, yaitu dunia politik. “Kurangnya pengalaman” membuat warga masih berpikir-pikir dahulu dalam memilih pasangan ini.
Dari survei yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa persaingan antara ketiga calon ini begitu ketat, terlihat dari tipisnya selisih persen elektabilitas. Walau begitu, sebenarnya masih banyak kelebihan dan kekurangan dari masing-masing calon yang belum teramati secara mendetail, baik oleh saya maupun oleh warga.
Dan saya disini, hanya bisa memberikan komentar saya terhadap keadaan yang masih bisa teramati dari luar. Saya berharap warga Jakarta bisa berpikir cerdas dan cermat dalam memilih Calon Gubernur-Wakil Gubernur selanjutnya dengan terus mengamati situasi politik yang sekarang sedang berlangsung.
Data yang telah disebutkan masih berupa survey sementara, bisa berubah-ubah kapanpun. Selebihnya, semua keputusan ada di tangan warga DKI Jakarta. Jadi, demi kemajuan Ibukota Negara kita, semoga warga DKI Jakarta bisa bertindak bijaksana dan kritis dalam memilih. Ingat, pilihanmu menentukan masa depanmu. (bren)