Mohon tunggu...
ChiaRama Gianotti Tarigan
ChiaRama Gianotti Tarigan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Ya begitu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayap Harapan Indonesia

18 November 2024   20:04 Diperbarui: 19 November 2024   08:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Joe Aditya Wijaya Kurniawan berdiri di pinggir kolam renang Paris La Défense Arena. Tempat itu terasa begitu megah dengan lampu-lampu yang berkilauan, suara sorak-sorai penonton, dan aroma khas klorin yang memenuhi udara. Hatinya berdegup cepat, bukan hanya karena rasa gugup, tetapi juga oleh euforia berada di panggung terbesar dunia yaitu Olimpiade Paris 2024.

Sejak kecil, Joe selalu membayangkan dirinya berdiri di sini. Kolam renang di kampung halamannya di Indonesia, yang kecil dan sederhana, menjadi saksi perjuangannya. Setiap pagi, ia berenang di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno dengan klub renangnya, Millennium Aquatic. Tujuan Joe melakukan hal itu agar ia dapat menantang tubuhnya untuk menjadi lebih kuat dan lebih cepat. Pelatihnya, Coach Wisnu, selalu berkata, "Joe, impian itu hanya untuk mereka yang berani mengejarnya. Jangan pernah berhenti, Nak." Lalu Joe membalas nasihat yang diberikan oleh Coach Wisnu, Katanya, "You know who i am, Coach. I won't let you down."

Kini, ia akan bertanding di Event Men's 100M Butterfly, heat pertama. Joe menarik napas dalam, membayangkan setiap gerakan yang telah ia latih ribuan kali. Kakinya menyentuh starting block, tubuhnya bersiap. Dalam hitungan detik, peluit panjang terdengar, "Take your mark!" ucap official, dan start pun dimulai.

Joe melesat seperti panah yang dilepaskan dari busurnya. Tubuhnya meliuk sempurna, setiap gerakan tangan dan kakinya menghempas air dengan ritme yang teratur. Dalam benaknya, hanya ada satu tujuan: menyentuh dinding finish secepat mungkin. Ia tidak peduli pada riuh rendah sorakan penonton atau bayang-bayang lawannya. Yang ada hanya air, dirinya, dan tembok finish.

Ia menyentuh dinding dengan hentakan terakhir. Begitu muncul ke permukaan, pandangannya segera tertuju pada layar besar di ujung arena. "Posisi ketiga!" Ucap dalam hatinya, wajahnya tersenyum kecil. Sebuah pencapaian yang layak ia syukuri, tetapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Ia menunggu hasil akumulasi waktu untuk menentukan apakah ia akan melaju ke semifinal.

Detik-detik berlalu dengan lambat. Akhirnya, pengumuman muncul. Waktunya tidak cukup untuk melaju ke semifinal. Joe menelan ludah, mencoba menerima kenyataan itu. Di saat yang sama, rasa kecewa membanjiri dadanya. Ia menarik dirinya keluar dari kolam, melangkah perlahan menuju tepi, lalu duduk sendirian. Pandangannya tertuju pada air yang tenang, memantulkan bayangan wajahnya.

"Joe." Suara pelatihnya memecah keheningan. Coach Wisnu berdiri di sampingnya, menepuk pundaknya dengan lembut. "Good job Joe! Kamu seharusnya bangga dengan dirimu sendiri.

"Tapi aku gagal ke semifinal, Coach..." Joe menunduk, suaranya pelan.

Pelatihnya tersenyum tipis. "Joe, perjalanan seorang juara itu panjang. We can't get what we want instantly. Hari ini mungkin bukan harimu, tetapi kamu telah membuktikan bahwa kamu pantas berada di sini. Apa yang kamu lakukan di kolam tadi adalah kemenangan tersendiri. Dan ingat, kegagalan bukan akhir. Ini adalah langkah pertama menuju sesuatu yang lebih besar."

Joe mengangkat wajahnya. Ada kilatan semangat baru di matanya. Ia mengangguk pelan. Kata-kata pelatihnya mengingatkan bahwa Olimpiade ini bukan tujuan akhir, melainkan batu loncatan.

Ia memandang bendera Indonesia yang berkibar di ujung arena. Di dalam hatinya, sebuah janji terbentuk. "I'll Return" bisiknya.

Sambil meninggalkan arena dan kembali ke Desa Olimpiade Paris, Joe menggenggam semangat baru. Paris 2024 Olympics adalah awal dari segalanya, dan suatu hari, ia akan kembali sebagai pemenang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun