Mohon tunggu...
ChiaRama Gianotti Tarigan
ChiaRama Gianotti Tarigan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Ya begitu.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pidato yang Tak Terlupakan

26 Agustus 2024   21:13 Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah kota kecil, Wali Kota baru saja terpilih dan akan memberikan pidato perdananya. Semua warga berkumpul di alun-alun kota untuk mendengarkan, berharap akan ada perubahan besar.Pak Budi, Wali Kota baru yang terkenal karena karismanya, naik ke panggung dengan penuh percaya diri. Ia mengawali pidatonya dengan suara lantang, "Warga sekalian, saya berjanji akan bekerja keras untuk membawa perubahan bagi kota kita tercinta!" Namun, saat hendak melanjutkan pidatonya, Pak Budi tiba-tiba lupa akan teks yang sudah ia siapkan. Ia berdiri canggung, mencoba mengingat, tetapi semakin ia berusaha, semakin kosong pikirannya. Warga mulai berbisik-bisik, dan suasana menjadi sedikit tegang. Dengan penuh percaya diri, Pak Budi berusaha mengatasi situasi. Ia berkata, "Tentu saja, saya tidak akan berlama-lama dengan janji-janji. Yang penting adalah tindakan nyata!" Warga tertawa, mengira itu bagian dari pidatonya. 

Merasa mendapat sambutan baik, Pak Budi terus melanjutkan, "Sebagai Wali Kota, saya akan memastikan semua jalan di kota ini akan mulus... kecuali mungkin jalan menuju kantor pajak, biar kita tidak terlalu sering ke sana!" Semua orang tertawa keras, termasuk pejabat yang duduk di barisan depan. Pak Budi, yang tadinya gugup, mulai merasa lebih tenang. Ia pun berimprovisasi, membuat lelucon-lelucon yang tak terduga, seperti, "Dan saya berjanji, anggaran akan dialokasikan dengan bijak... terutama untuk mengganti kursi yang terlalu empuk di kantor, biar para pegawai tidak tidur siang!" Pidato itu akhirnya berubah menjadi sesi komedi yang tidak direncanakan. Pak Budi, yang awalnya lupa teks pidato, malah mendapatkan simpati dan tawa dari warga. Saat pidatonya selesai, semua orang berdiri dan bertepuk tangan dengan meriah. Tidak ada yang mengingat apa janji-janji politiknya, tetapi semua sepakat bahwa Wali Kota baru ini punya selera humor yang luar biasa. Setelah pidato, seorang wartawan bertanya kepada Pak Budi, "Pak, apakah Anda akan selalu menghibur warga dengan pidato yang lucu seperti ini?" Pak Budi tersenyum dan menjawab, "Yah, jika itu yang membuat warga bahagia, kenapa tidak? Lagi pula, humor adalah cara terbaik untuk mengingatkan kita bahwa meskipun politik itu serius, kita tidak boleh terlalu serius menghadapinya!" Sejak saat itu, Pak Budi dikenal sebagai Wali Kota yang bukan hanya berkomitmen pada pekerjaannya, tetapi juga pada tawa warganya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun