Mohon tunggu...
Gian Fajar Gemilang
Gian Fajar Gemilang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia

Saya senang untuk mengulik hal baru termasuk ilmu pendidikan, sejarah, dan juga ilmu kebumian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Virtual Reality Heritage: Sarana Promosi dan Pelestarian Warisan Kampung Adat Urug

13 September 2021   17:21 Diperbarui: 5 Mei 2023   06:09 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan pariwisata penting untuk dikembangkan, selain menghasilkan pertumbuhan ekonomi juga dapat menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Tujuan dari pengembangan pariwisata Indonesia tercantum dalam instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1969 yang memiliki poin utama pengembangan serta kesejahteraan masyarakat dan negara.

Pengembangan pariwisata pada umumnya sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan. Di sisi lain lingkungan nyatanya sangat peka terhadap kerusakan. Oleh karena itu pengembangan pariwisata seharusnya juga memperhatikan kelestarian lingkungan. Tanpa lingkungan yang baik dan terjaga, pengembangan akan menjadi sulit terlebih lingkungan merupakan nilai jual utama dari pariwisata.

Secara ekonomi meningkatnya jumlah wisatawan memiliki dampak positif terhadap perekonomian suatu negara, tetapi sebaliknya berpengaruh negatif pada lingkungan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif dari pariwisata yaitu pengembangan pariwisata alternatif yang lebih peduli dengan kelestarian lingkungan dan juga merupakan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Wisata lingkungan Indonesia mengalami hambatan yang besar terutama dalam hal pengelolaan pariwisata lingkungan yang berkelanjutan. Salah satu contoh nyata permasalahan ini adalah Kampung Adat Urug.  Terlebih permasalahan dari fenomena ini yaitu menjaga dan menciptakan lingkungan yang baik dan terjaga juga menjadi aspek utama pembangunan wilayah baik secara lokal maupun nasional.

Kampung Adat Urug terletak di daerah kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Desa ini telah ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor pada tahun 2012 sebagai desa wisata bersamaan dengan 36 desa lainnya. Bencana longsor dan banjir bandang pada tahun 2020 menjadi permasalahan utama pengembangan pariwisata berbasis lingkungan yang berkelanjutan. Bencana ini mengakibatkan sulitnya akses masuk ke daerah, ditambah media promosi dan branding yang kurang membuat Kampung Adat Urug semakin terlupakan dan tidak terekspos dengan maksimal.

Perlu dilaksanakan upaya pemecahan masalah berupa solusi yang tidak hanya berfokus pada lingkungan keberlanjutan, namun juga sebagai sarana promosi Kampung Adat Urug pada masyarakat global agar menghasilkan jangkauan promosi yang luas sebagai langkah untuk mendongkrak eksistensi Kampung Adat Urug.

Didasari atas permasalahan tersebut, kami kelompok mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah empat orang yaitu Gian Fajar Gemilang (Pendidikan Sejarah 2018; Ketua), Muhamad Chaerul Fahru Rizal (Pendidikan Sejarah 2018), Wida Fitria (Manajemen Pemasaran Pariwisata 2019), dan Nur Ummi Khodijah (Pendidikan Sejarah 2018), berhasil membuat sebuah gagasan program Virtual Reality Heritage sebagai sebuah program pelestarian warisan alam dan budaya Kampung Adat Urug berbasis virtual ecomuseum pada program Pekan Kreativitas Mahasiswa tahun 2021.

Potensi kekayaan alam yang tinggi juga warisan historis berupa budaya yang menarik dan unik menjadi keunggulan utama pengembangan museum berbasis pelestarian lingkungan berkelanjutan di Kampung Adat Urug. Tim mengembangkan gagasan virtual ecomuseum dengan bentuk rupa website yang dapat diakses siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Gagasan virtual ecomuseum ini didasarkan atas fenomena digitalisasi yang sedang marak saat ini juga sebagai langkah pemanfaatan promosi pariwisata Kampung Adat Urug.

Gagasan virtual museum sebenarnya telah diterapkan dalam beberapa negara didunia seperti Amerika, Albania, Yunani dan India yang diterapkan pada; kegiatan pembelajaran formal, mempelajari topografi dan bentang alam, dan mempelajari tempat-tempat bersejarah, juga tidak dapat dipungkiri beberapa museum nasional Indonesia juga telah menerapkan konsep virtual museum. Namun dalam kaitannya dengan Kampung Adat Urug, kami memanfaatkan potensi menonjol dari kampung adat berupa warisan alam dan budaya setempat yang kemudian dikemas dalam bentuk ecomuseum berbasis digital.

Virtual Reality Heritage memiliki beberapa aspek futuristik yang ditonjolkan yaitu ecomuseum berbasis virtual reality yang kemudian berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk menghasilkan sebuah inovasi baru yaitu asisten virtual ecomuseum. Selain itu untuk menambah kesan akan kunjungan museum secara nyata, tim juga menggagas sebuah teknik dengan nama geocaching yang merupakan sebuah program yang sering digambarkan sebagai versi hi-tech berburu harta karun atau petak umpet namun dalam bentuk digital.  

Gagasan asisten virtual ecomuseum didesain secara efektif untuk mempertimbangkan kebutuhan psikologis dan historis dengan memberikan gambaran secara lebih nyata pada pengunjung terhadap kondisi kampung adat secara langsung. Inovasi ini juga digunakan sebagai sarana perkenalan dan langkah menghidupkan kesadaran masyarakat akan pentingnya eksistensi Kampung Adat Urug sebagai bagian dari warisan sejarah leluhur Indonesia dan dunia. Untuk memupuk rasa kebersamaan dan sebagai tujuan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, kecerdasan ekologis masyarakat diharapkan muncul sebagai dasar dari Virtual Reality Heritage dan lingkungan berkelanjutan.

Gambar 2. Rancangan asisten Virtual Reality Ecomuseum | Sumber: Dokumentasi tim PKM-GFK Virtual Reality Heritage
Gambar 2. Rancangan asisten Virtual Reality Ecomuseum | Sumber: Dokumentasi tim PKM-GFK Virtual Reality Heritage
Penggunaan geocaching sebagai langkah pengembangan dan inovasi yang dikembangkan dengan memanfaatkan komoditas khas kampung Adat Urug yang dikemas dalam bentuk cenderamata masyarakat lokal. Konsep geocaching sendiri didasarkan atas kepuasan pengunjung dalam mengunjungi virtual tour ecomuseum yang tidak hanya berupa melihat koleksi museum saja, melainkan suatu hal yang dapat dimiliki pengunjung. Oleh karena itu konsep geocaching hadir sebagai langkah memberikan kesan baru bagi pengunjung.

Konsep Virtual Reality Heritage sebagai gagasan yang berupaya untuk melestarikan warisan alam dan budaya Kampung Adat Urug juga sebagai langkah promosi dan branding dari kampung adat. Tim menggunakan empat aspek yang saling berkaitan satu sama lain di antaranya adalah sejarah, lingkungan, ekonomi, dan sosial. Satu wawasan penting adalah bahwa gagasan ini memperhatikan keseluruhan modal pengetahuan yang berasal dari pengembangan dan pengalaman praktik manusia, juga dari konstruksi spasial, sosial dan budaya yang terkait di antaranya yang dapat dikemas dalam kata "memori" kemudian menjadi aspek yang diunggulkan dalam langkah mencapai promosi yang lebih luas.

Gambar 3. Inovasi geocaching yang dipadukan dengan virtual reality| Sumber: Dokumentasi tim PKM-GFK Virtual Reality Heritage
Gambar 3. Inovasi geocaching yang dipadukan dengan virtual reality| Sumber: Dokumentasi tim PKM-GFK Virtual Reality Heritage
Konservasi dan pembangunan Virtual Reality Heritage menggunakan pendekatan yang lebih kompleks, multidisiplin dan transdisipliner antara pendidikan sejarah, sejarah lokal, toponimi Kampung Adat Urug, pariwisata dan kolaborasi dengan teknologi untuk merangkul perencanaan dan manajemen dengan tujuan melestarikan nilai warisan sambil berintegrasi dengan pembangunan sosial dan ekonomi yang inklusif. Fokus utama dari program ini juga untuk melestarikan warisan alam dunia dan budaya dunia juga sebagai langkah promosi, yang telah sesuai pada tujuan Sustainable Development Goals nomor 11.4. Untuk mencapai tujuan tersebut. Program ini memiliki beberapa tujuan pencapaian beberapa diantaranya:
  1. Membangun kecerdasan ekologis masyarakat lokal guna menjaga warisan alam dan budaya Kampung Adat Urug sebagai bagian dari warisan budaya dunia dan warisan alam dunia.
  2. Menciptakan tindakan berbasis sustainability (kesinambungan) yang terkait dengan hidup selaras dengan alam pada masyarakat Kampung Adat Urug,
  3. Sarana respons masyarakat berbasis ekologi untuk dapat mempromosikan warisan ekologis dan budaya Kampung Adat Urug.
  4. Meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan dalam pengelolaan dan pengembangan teknologi pendukung pelestarian Kampung Adat Urug.

Dengan berlandaskan pada SDGs, tim menargetkan gagasan ini dapat terealisasi pada tahun 2030 dengan tahapan, yaitu

  1. Kajian ulang berupa koordinasi dengan pemerintah dan stakeholder,
  2. Sosialisasi menumbuhkan kecerdasan ekologis masyarakat,
  3. Kolaborasi untuk pengimplementasian gagasan,
  4. Pelatihan PokDarWis (kelompok sadar wisata) untuk menjadi asisten virtual ecomuseum, dan
  5. Realisasi.

Virtual Reality Heritage berusaha untuk mengembangkan situs yang berguna untuk perencanaan perjalanan, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi niat perilaku wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Adat Urug. Tim merancang situs pariwisata 3D berdasarkan kebutuhan pasar yang ditargetkan, mengidentifikasi apa yang dianggap efektif oleh calon wisatawan dalam perencanaan perjalanan ke depannya.

Untuk lebih mudah menggambarkan konsep tersebut, kami telah mengunggah konsep pengembangan gagasan ini dalam bentuk media berupa video pada platform YouTube dengan judul "PKM-GFK Virtual Reality Heritage Universitas Pendidikan Indonesia".

Akses langsung pada video dapat ditemukan pada link di bawah ini:


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun