Mohon tunggu...
gianaa
gianaa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa/i

🗒

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Dakwah dalam Al-Qur'an

6 Mei 2024   17:54 Diperbarui: 6 Mei 2024   18:22 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi Dakwah dalam al-Qur'an

Oleh : Syamsul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

          : Gianaputri athina. S. R

Strategi adalah rencana yang dikembangkan selama periode waktu tertentu untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Strategi dakwah adalah rencana dakwah yang dibuat untuk mencapai tujuan dakwah yaitu menyampaikan risalah dakwah berupa keimanan, ibadah, dan akhlak kepada khalayak sasaran dakwah atau madhu.

Setidaknya ada tiga strategi dakwah: personal, rasional, dan spiritual. 

Strategi dakwah personal adalah gerakan dakwah yang menjadikan seseorang mengikuti dakwah atau madhu. Sebagai bagian dari dakwah Nabi, strategi dakwah pribadi ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Strategi ini diajarkan  kepada Nabi melalui Firman Allah (QS al-Mudatzir 74:1-7). Strategi dakwah pribadi ini awalnya menyasar istri Nabi, Khadijah, dan sepupunya Ali bin Abi Thalib. Orang-orang terdekat Nabi seperti Zayed bin Haris, Abu Bakar Siddiq, dan Bilal bin Raba. 

Setelah berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Allah memerintahkan para nabi untuk berdakwah secara terbuka. "Jelaskan secara terbuka segala sesuatu yang diperintahkan kepadamu, dan jauhi orang-orang musyrik" (QS. Al-Hijr/15:94). 

Sedangkan strategi dakwah yang rasional adalah rencana dakwah yang didasarkan pada gagasan  dan pertimbangan yang jelas serta selaras dengan akal sehat. 

Misalnya  firman Allah: "Katakanlah (kepada Muhammad): ``Dialah Allah SWT'' (QS. al-Ikhlas/112:1). Tidak mungkin ada lebih dari satu Tuhan. Hal ini terjadi ketika ada lebih dari satu tuhan. "Sekiranya ada tuhan-tuhan di langit dan di bumi selain Allah, niscaya keduanya  binasa dan binasa" (QS. al-Anbiya/21:22). 

Terakhir, strategi spiritual Dawa adalah gerakan Dawa yang menyentuh jiwa, semangat dan spiritualitas Madhu. Tujuan dari strategi spiritual Dawa adalah menjadikan Madhu memiliki perspektif spiritual. 

Sikap spiritual adalah keadaan mental, spiritual, dan spiritual. Berdasarkan penjelasan di atas maka strategi dakwah merupakan  rencana dakwah dakwah yang berbicara kepada setiap orang berdasarkan penalaran yang logis agar Madhu selalu menjalankan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan.  

Kalimat-kalimat berikut telah disusun ulang dan disajikan dalam bentuk yang lebih efektif. 

Strategi dakwah adalah rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan dakwah dan mengkomunikasikan tesis dakwah, termasuk keimanan, ibadah, dan akhlak, kepada khalayak sasaran dakwah. Dalam konteks dakwah, strategi dakwah terbagi dalam tiga kategori: personal, rasional, dan spiritual. Strategi dakwah pribadi meliputi gerakan dakwah yang menjadikan seseorang mengikuti dakwah atau madhu. Dalam konteks dakwah Nabi, strategi dakwah pribadi ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, sebagaimana yang diajarkan Allah kepada Nabi melalui firman-Nya. Strategi ini awalnya ditujukan kepada istri Nabi, Khadijah, dan orang-orang terdekatnya, antara lain Zayed bin Haris, Abu Bakar Siddiq, dan Bilal bin Rabah. 

Setelah berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Allah memerintahkan para nabi untuk berdakwah secara terbuka. "Nyatakan secara terbuka segala sesuatu yang direzekikan bagimu, dan jauhi orang-orang musyrik." Al-Hijr/15:94). 

Strategi dakwah yang rasional didasarkan pada gagasan dan alasan yang jelas dan konsisten dengan akal sehat. Misalnya, firman Allah adalah: "Katakanlah (kepada Muhammad): ``Dialah Allah SWT'' (QS. al-Ikhlas/112:1). Hal ini terjadi ketika ada lebih dari satu tuhan. "Sekiranya ada tuhan-tuhan di langit dan di bumi selain Allah, niscaya keduanya binasa dan binasa" (QS. al-Anbiya/21:22). 

Terakhir, strategi spiritual dakwah meliputi gerakan dakwah yang menyentuh jiwa, hati, dan spiritualitas Madhu. Tujuan dari strategi ini adalah agar Madhu memperoleh sikap spiritual, keadaan mental, spiritual, dan spiritual yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka strategi dakwah ditujukan untuk mencapai tujuan dakwah secara logis dan efektif agar Madhu dapat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun