Kalimat-kalimat berikut telah disusun ulang dan disajikan dalam bentuk yang lebih efektif.Â
Strategi dakwah adalah rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan dakwah dan mengkomunikasikan tesis dakwah, termasuk keimanan, ibadah, dan akhlak, kepada khalayak sasaran dakwah. Dalam konteks dakwah, strategi dakwah terbagi dalam tiga kategori: personal, rasional, dan spiritual. Strategi dakwah pribadi meliputi gerakan dakwah yang menjadikan seseorang mengikuti dakwah atau madhu. Dalam konteks dakwah Nabi, strategi dakwah pribadi ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, sebagaimana yang diajarkan Allah kepada Nabi melalui firman-Nya. Strategi ini awalnya ditujukan kepada istri Nabi, Khadijah, dan orang-orang terdekatnya, antara lain Zayed bin Haris, Abu Bakar Siddiq, dan Bilal bin Rabah.Â
Setelah berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Allah memerintahkan para nabi untuk berdakwah secara terbuka. "Nyatakan secara terbuka segala sesuatu yang direzekikan bagimu, dan jauhi orang-orang musyrik." Al-Hijr/15:94).Â
Strategi dakwah yang rasional didasarkan pada gagasan dan alasan yang jelas dan konsisten dengan akal sehat. Misalnya, firman Allah adalah: "Katakanlah (kepada Muhammad): ``Dialah Allah SWT'' (QS. al-Ikhlas/112:1). Hal ini terjadi ketika ada lebih dari satu tuhan. "Sekiranya ada tuhan-tuhan di langit dan di bumi selain Allah, niscaya keduanya binasa dan binasa" (QS. al-Anbiya/21:22).Â
Terakhir, strategi spiritual dakwah meliputi gerakan dakwah yang menyentuh jiwa, hati, dan spiritualitas Madhu. Tujuan dari strategi ini adalah agar Madhu memperoleh sikap spiritual, keadaan mental, spiritual, dan spiritual yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka strategi dakwah ditujukan untuk mencapai tujuan dakwah secara logis dan efektif agar Madhu dapat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H