Contoh pembelajaran diferensiasi bukan hanya pada pelajaran matematika, juga dapat diterapkan pada pelajaran lain, seperti sejarah. Misalnya, dalam materi sejarah kemerdekaan Indonesia, guru dapat memberikan tugas proyek yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Bagi siswa yang memiliki kemampuan menulis, diberi tugas oleh guru untuk membuat esai sejarah. Lalu, bagi siswa yang memiliki kemampuan berbicara di depan umum, sulit untuk menulis, dapat diberi tugas untuk bercerita mengenai sejarah kemerdekaan layaknya sedang mendongeng. Kemudian, bagi siswa yang mempunyai kemampuan menggambar, maka diberi tugas untuk membuat komik dengan alur cerita sejarah kemerdekaan.
Maka dari itu, penting bagi guru untuk tidak menyamaratakan kemampuan siswanya. Lewat teknik pembelajaran berdiferensiasi, memungkinkan guru untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswanya. Guru harus mampu mengakomodasi perbedaan dalam kemampuan, minat dan gaya belajar siswanya. Kita dapat meningkatkan pengetahuan siswa lewat aspek diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk dan lingkungan belajar. Apabila seorang guru bisa memenuhi kebutuhan dan saya belajar siswa, maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.
Referensi:
Postingan TikTok: https://vt.tiktok.com/ZSjj5naQx/ dan https://vt.tiktok.com/ZSjj5KURf/Â
Artikel berikut: https://sahabatkapas.org/setiap-anak-itu-unik/Â
Tadkiroatun Musfiroh, Hakikat Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences). Diakses online pada 1 November 2024 melalui link: https://pustaka.ut.ac.id/lib/wpcontent/uploads/pdfmk/PAUD4404-M1.pdfÂ
Armstrong, Thomas. (2002). Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak
Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Terj. Rina
Buntaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. Â