Mohon tunggu...
Gia Ghaliyah
Gia Ghaliyah Mohon Tunggu... Guru Fisika -

"Karena dengan menulis, saya meninggalkan banyak jejak sebagai saksi bahwa saya ikut andil memberikan solusi-solusi untuk bangsa ini."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbuat untuk Indonesia, Mengabdi untuk Negeri: Siap Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

27 September 2015   18:04 Diperbarui: 27 September 2015   18:04 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Edukasi, sosialisasi, proteksi, itulah yang perlu pemerintah Indonesia terapkan untuk membangun kejayaan bangsa dalam menghadapi era ASEAN Economic Comunity 2015. Dengan diberlakunya ASEAN Economic Community yang disepakati bersama oleh semua negara di wilayah Asia Tenggara maka secara otomatis liberalisasi akan terjadi hampir di semua sektor. Pasar Indonesia akan sangat menarik bagi negara tetangga dan kita hanya akan menjadi penonton saja bila kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang. Konsep utama dari ASEAN Economic Community 2015 adalah menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan.

Kehadiran ASEAN Economic Community bisa membantu ketidakberdayaan negara-negara ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia, yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara. Liberalisasi di bidang jasa yang menyangkut sumber daya manusia mungkin akan tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang penempatan tenaga kerja terampil dan tenaga kerja tidak terampil dalam mendukung perekonomian negara. Siapkah Indonesia membangun kejayaan bangsa untuk menghadapi AEC 2015?

Perubahan Indonesia Dimotori oleh Pemuda

Tahun 1928, 1945, 1965 dan 1998, Indonesia memiliki beberapa tonggak-tonggak perubahan dalam sejarah perkembangannya. Di era modern ini, kita memiliki tantangan tersendiri seperti, kriminalitas, kerusuhan sosial, korupsi, ketidakadilan hukum, semakin menumpuknya hutang negara dan berbagai hal negatif lainnya. Terlebih lagi dengan adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan pendidikan, semakin menambah masalah bagi Negeri ini. Kita dihadapkan pada situasi yang sangat rumit dengan permasalahan sangat kompleks, berbeda dengan masa lalu. Perubahan yang ada saat ini masih bersifat siklik dan relatif statis, seharusnya perubahan yang kita lakukan bersifat dinamis.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sejarah Indonesia dimotori oleh para pemuda, karena pemuda memiliki progresifitas yang luar biasa. Saat ini, pemuda juga harus turun tangan menghadapi berbagai permasalahan yang ada, jangan hanya mengeluh dan mementingkan diri sendiri. Indische Partij didirikan oleh Ki Hajar Dewantara juga pada saat berusia 20 tahun, Budi Utomo didirikan oleh Soetomo pada saat berusia 20 tahun, dan Moh. Hatta memimpin Perhimpunan Indonesia di Belanda pada saat berusia 21 tahun. Pemuda-pemudi turut bertanggung jawab pada Negeri ini, maka jangan hanya diam, segera ikut turun tangan. Tirulah para pemuda-pemuda inspiratif Indonesia di masa lalu yang telah berjuang demi Indonesia.

Tantangan terbesar saat ini adalah apabila ingin menang di masa depan, maka kompetisi yang kita hadapi adalah kompetisi sumber daya manusia. Indonesia kini kalah bukan karena tidak mampu, namun karena tidak mempersiapkan diri. Anak-anak di Indonesia yang masuk SD setiap tahun berjumlah sekitar 5,6 juta per tahun, sedangkan yang lulus SMA berjumlah sekitar 2,3 juta per tahun dan lulusan perguruan tinggi berjumlah sekitar 1,1 juta hingga 1,3 juta. Berapa juta yang hilang di jalan? Apakah dengan kondisi pendidikan seperti ini kita akan bersaing dengan dunia? Negara ini perlu lebih fokus pada pengembangan kompetensi manusianya, terutama bagi para pemuda, karena jika pemuda-pemudi Indonesia berkualitas, Indonesia akan berjaya dan mampu berbicara banyak di pentas Internasional, karena perubahan Indonesia haruslah dimotori oleh pemuda-pemudinya.

Tenaga Kerja Trampil untuk AEC 2015

Menurut Laporan Bank Dunia, terjadi kesenjangan besar dalam kualitas tenaga terampil di Indonesia. Disebutkan kesenjangan terbesar adalah penggunaan bahasa Inggris (44%), penggunaan komputer (36%), ketrampilan perilaku (30%), ketrampilan berpikir kritis (33%) dan ketrampilan dasar (30%). Hal yang lebih mengenaskan lagi adalah ketimpangan jumlah pekerja di Indonesia dimana hanya 7% saja yang mengenyam pendidikan tinggi.

Kompetisi yang dihadapi Indonesia kedepan akan jauh lebih besar dalam menghadapi era ASEAN Economic Community. Indonesia memang merupakan salah satu pengekspor tenaga kerja terbesar ke luar Negeri, akan tetapi semua justru kebanyakan berasal dari tenaga kerja tidak terampil. Namun, dalam konteks ASEAN Economic Community ini belum mengarah pada penempatan tenaga kerja tidak terampil tetapi lebih memfokuskan pada tenaga terampil sehingga akan menunjang kerjasama antar bangsa. Maka, perlunya mengaitkan mobilitas tenaga kerja terampil dan tidak terampil.

Mempersiapkan Pemuda Berkualitas

Indonesia adalah negara yang memiliki total wilayah daratan dan lautan terluas diantara negara-negara di Asia Tenggara. Bayangkan, ada berapa ratusan juta penduduk yang ada di wilayah Indonesia? Ada berapa pula pemuda-pemudi berkualitas yang Indonesia miliki? Mampukah pemuda-pemudi Indonesia siap bersaing menghadapi AEC 2015?

Indonesia sangat perlu mencetak tenaga kerja terampil, karena tenaga kerja terampil yang paling banyak berpengaruh dan sangat ditekan dalam ASEAN Economic Community 2015. Kita harus optimis bahwa Indonesia juga tidak akan kalah dengan negara tetangga se-Asia Tenggara. Sebenarnya, Indonesia masih kurang dalam bidang pendidikan sehingga kita kalah dalam hal sumber daya manusia dengan negara lain. Maka dari itu meningkatkan pendidikan mulai sejak sekarang sehingga kita tidak kalah saing dengan negara lain, dengan cara mencetak pendidik muda yang berkualitas dan pendidikan yang berkualitas.

Berdasarkan data BPS tahun 2012, tenaga kerja Indonesia yang produktif adalah 120 juta orang. Lalu bagaimana jika nanti tenaga kerja asing masuk ke Indonesia seperti tenaga kerja Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dll yang memiliki kemampuan komunikasi bahasa Inggris atau keterampilan lainnya yang lebih baik dibandingkan negeri kita? Dalam waktu yang singkat, perguruan tinggi Indonesia harus mampu mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di kancah internasional. Sebab jika tidak, nantinya kita justru menjadi orang asing di Negeri sendiri.

Sayangnya, Indonesia belum memiliki kesesuaian antara kebutuhan dunia kerja dengan lulusan perguruan tinggi yang sudah ada. Padahal, seharusnya pemerintah, dunia usaha dan dunia pendidikan menciptakan sinergi untuk mempersiapkan kompetensi para tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing di kancah global. Ada lima keterampilan yang harus dipenuhi oleh seorang lulusan perguruan tinggi agar dapat meningatkan daya saing, yaitu kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi, profesional di bidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah.

ASEAN Economic Community 2015 semakin dekat. Waktu bagi pemuda-pemudi Indonesia mempersiapkan diri untuk dapat bersaing dengan kawula muda dari berbagai negara di ASEAN pun semakin menipis. Pemerintah harus mendukung penuh demi terciptanya pemuda Indonesia yang berkualitas. Pemuda-pemudi Indonesia pun juga harus segera sadar bahwa ASEAN Economic Community 2015 harus siap dihadapi dengan kemampuan kompetensi yang mumpuni. Ada dua kompetensi yang harus dimiliki pemuda-pemudi untuk menghadapi AEC 2015. Kompetensi tersebut ada yang bersifat mendasar, ada juga yang bersifat komparatif. Kompetensi dasar terkait kemampuan berbahasa Inggris dan berkomunikasi termasuk juga kemampuan presentasi. Kemampuan komparatif merupakan kemampuan yang memang dibutuhkan pasar tenaga kerja di ASEAN. Kemampuan ini menuntut keahlian tertentu para tenaga kerja di negara Asia Tenggara.

Mampukah pemuda-pemudi Indonesia siap bersaing menghadapi AEC 2015? Tentunya mampu. Pemuda Indonesia harus berperan penting untuk  menghadapi AEC 2015. Ciptakan kualitas diri yang mumpuni untuk kompetensi dan keterampilan-keterampilan yang diharapkan. Jangan sampai pemuda-pemudi Indonesia kalah saing dengan kawula muda dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Edukasi di Negeri sendiri dengan pendidikan yang berkualitas, sadar dengan kompetensi dan keterampilan yang kurang, sosialisasi, lalu proteksi diri dan proteksi Negeri. Pemuda-pemudi Indonesia juga harus memiliki integritas, yakni berkata, bersikap dan bertindak jujur serta berpihak pada nilai yang benar dan kepentingan publik.

Berbuat untuk Indonesia, Mengabdi untuk Negeri

Negeri kita tercinta sangatlah kaya diantaranya, kaya sumber daya alamnya, sumber daya energinya, kaya budaya dan pariwisatanya dan juga kaya ide-ide kreatif anak bangsanya, dll. Ide-ide kreatif anak bangsa juga harus diimbangi dengan kompetensi dan keterampilan diri yang berkualitas. Melakukan perubahan yang bersifat dinamis dan tidak hanya teknis atau praktis, tetapi ada value dalam perubahan itu, perlu ada nilai-nilai subtansial yang terkandung, itulah yang harus pemuda-pemudi Indonesia lakukan.

Pemuda yang berkualitas adalah pemuda yang memiliki visi perubahan untuk masa depan bangsanya. Visi pemuda yang menjadikan Indonesia sebagai laboratorium gagasan. Meningkatkan pendidikan yang merata dan berkualitas untuk semua lapisan masyarakat, mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan nasional, menjawab kebutuhan energi nasional, mewujudkan Indonesia pusat perdagangan halal dunia, dan masih banyak lagi visi pemuda-pemudi Indonesia yang dapat dibuat dan diwujudkan untuk negeri tercintanya ini.

Pemuda harus senantiasa berpikir positif dan juga berpikir out of the box atau dengan pandangan yang berbeda namun tetap positif. Sehingga akan muncul ide-ide dan terobosan-terobosan baru untuk Indonesia yang lebih baik.

 “Jika Kita ingin suatu Bangsa di masa yang akan datang, lihatlah pemudanya saat ini. Oleh karena itu Kita memiliki tanggung jawab yang besar untuk Indonesia tercinta dengan terus bergerak dan terus peduli untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi”. Maka dari itu para pemuda segeralah peduli, berpikir dan bergerak untuk membangun kejayaan bangsa, demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik. Berbuat untuk Indonesia, mengabdi untuk negeri!

*Tulisan ini berhasil mendapatkan Juara 1 Olimpiade Menulis Nasional (Desember 2014) yang diadakan oleh Forum Pemuda Bangun Negeri

[caption caption="ASEAN Economic Community "][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun