Mohon tunggu...
Gia Ghaliyah
Gia Ghaliyah Mohon Tunggu... Guru Fisika -

"Karena dengan menulis, saya meninggalkan banyak jejak sebagai saksi bahwa saya ikut andil memberikan solusi-solusi untuk bangsa ini."

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Katanya Cinta Jakarta?

27 September 2015   11:12 Diperbarui: 27 September 2015   13:23 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, masyarakat Kota Jakarta lah yang menjadi peran utama dalam drama masalah terbesar Kota Jakarta ini. Banjir dipicu oleh ketidaksadaran dan ketidakpedulian masyarakat akan sampah yang dibuang sembarangan dan kebersihan kota Jakarta.

Kota Jakarta kian hari terasa semakin padat dan sesak. Macet adalah salah satu masalah terbesar yang sedang Kota Jakarta hadapi. Macet di Kota Jakarta disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pendapatan per kapita masyarakat Jakarta juga semakin tinggi. Kemampuan untuk membeli pun semakin tinggi. Maka, dengan kemampuan ekonomi yang bagus, masyarakat Kota Jakarta akan membeli kendaraan pribadi untuk dipakai setiap hari.

Macet

Selain itu penyebab terjadinya macet di Kota Jakarta adalah pertumbuhan penduduk. Jakarta sering kali dipilih masyarakat sekitar Jakarta atau di luar kota untuk mengadu nasib. Akibatnya, penduduk baru  selalu bertambah setiap hari. Memburuknya angkutan umum di Jakarta, juga merupakan salah satu penyebab ternjadinya macet. Banyak warga yang beralih ke sepeda motor atau mobil yang sifatnya lebih cepat.

Tata Ruang Kota

Tata Ruang Kota Jakarta dinilai beberapa pengamat perkotaan kacau dan meresahkan. Kemacetan dan kesemrawutan merupakan pemandangan Jakarta sehari-hari. Inilah potret kacaunya Tata Ruang Kota. Tak jelas mana kawasan yang diperuntukan sebagai permukiman bahkan ruang terbuka hijau. Telah banyak kawasan yang beralihfungsi menjadi bukan peruntukannya.

Dari Kita, Pasti Untuk Kita Juga Pada Akhirnya

Kita sebagai masyarakat Kota Jakarta seharusnya peduli dengan masalah-masalah yang terjadi pada kota tercinta kita ini. Ini semua berawal dari kita. Kita lah yang menjadi masyarakat yang kurang bertanggungjawab terhadap nasib Kota Jakarta kedepannya. Kita banyak menuntut ini itu kepada pemerintah Kota Jakarta, kita banyak mengeluh, kita banyak memberi protes dan kritik, bahakan kita juga mempertanyakan bagaimana kinerja pemerintah Kota Jakarta selama ini.

Sebagai masyarakat Kota Jakarta seharusnya kita sadar dan sama-sama ikut membangun Kota Jakarta menjadi lebih baik lagi. Masalah-masalah yang terjadi selama ini di Kota Jakarta, seperti tata ruang kota, macet, banjir, dan lain-lain, bukan sepenuhnya dapat menyalahkan pihak pemerintah saja. Selama ini, yang menggunakan fasilitas Kota Jakarta adalah kita. Lantas, apakah kita sadar untuk merawat dan menjaganya? Pemerintah Kota Jakarta terus-menerus secara bertahap melakukan perbaikan dan berupaya menjadikan Kota Jakarta lebih baik lagi, lalu satu per satu masalah-masalah Kota Jakarta dapat terselesaikan kedepannya. Maka, kita harus mendukung dan optimis Kota Jakarta mampu menyelesaikan permasalan-permasalahannya.

“Kuncinya adalah menjadikan Kota Jakarta sebagai harapan kita. Harapan adalah kunci gerbang kesuksesan. Dengan harapan kita mampu untuk bangkit kembali menuju perbaikan. Namun gerbang kesuksesan tidak akan terbuka, tanpa adanya usaha untuk mencari kunci harapan”

Wujudkan Kota Jakarta yang berkualitas dan mampu berkembang dengan baik sehingga dapat mewujudkan cita-cita Kota Jakarta yaitu sebagai Kota Metropolitan kelas dunia. Dari kita, pasti untuk kita juga pada akhirnya. Kita yang berbuat, maka kita juga yang menuai. Jadilah masyarakat Kota Jakarta yang taat aturan, yang peduli dengan kebersihan Kota Jakartanya, sadar akan resiko yang ditimbulkan dan tentunya jadilah masyarakat Kota Jakarta yang mampu unjuk gigi dan membuktikan bahwa Kota Jakarta, aku cinta pada mu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun