Sadarkah Anda bahwa kini jurnalisme sudah semakin maju? Produksi dan konsumsi berita berubah hingga menciptakan berbagai tantangan bagi jurnalis.
Jurnalisme yang maju berarti jurnalisme sudah masuk ke ranah multimedia dan berbasis online. Menurut statistik Internet World Stats per 30 Juni 2019, 58,8% persen warga dunia terkoneksi internet (Internet World Stats, 2020). Itu artinya, berbagai pemberitaan yang disebarkan melalui online sudah menjangkau sebagian besar populasi warga di dunia.
Situs berita yang pada mulanya dimiliki oleh media berbasis online dan surat kabar, kini juga dimiliki oleh media berbasis radio, televisi, dan cetak. Media tersebut antara lain RRI.co.id, Metro TV News, Kompas TV, Tempo.co, The Jakarta Post.
Para pemilik media berusaha untuk menjangkau audiens lebih luas dengan konten yang berbeda-beda. Tentu saja tidak hanya demi menyebarkan informasi, tetapi juga bagi keuntungan perusahaan media.
Audiens pun berusaha untuk saling menyebarkan informasi. Selain menyebarkan melalui media sosial, mereka pun dapat membuat start up yang menjadi pengumpul berita online.
Munculnya Situs Agregator
Kini, pemberitaan online juga dapat dimuat oleh berbagai situs agegrator. Agregator dapat didefinisikan sebagai sebuah pengumpul berita dari berbagai sumber.
Google News, UC News, Line Today, BaBe, Kurio, dan Baca adalah beberapa contoh agregator berita. Situs tersebut membuat pembaca lebih mudah menyaring berita yang ingin mereka akses dan tidak.
Namun, Anda perlu tahu bahawa banyak orang yang menyebut bahwa agregator adalah parasit (McAdams, 2012).
Menurut McAdams (2012), situs agregator mendapatkan uang dari hasil berita yang diproduksi oleh pihak lain.
Situs ini dapat diakses dengan keinginan sendiri. Selain mengetik sendiri kata kunci suatu pemberitaan, Anda juga dapat mengatur tanggal dan tahun berita yang ingin Anda akses.
Selain itu, situs agregator berita seperti UC News, Line Today, Babe, Kurio, dan Baca memiliki aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone. Hal ini memungkinkan pembaca untuk mendapatkan notifikasi berita setiap hari, setiap waktu, sesuai keinginan.
Seleksi dan Peringkat Berita
Dalam situs berita online saat ini, beberapa situs memiliki seleksi berita yang menjadi favorit pembaca. Biasanya ada pada bagian kanan atas sebuah situs.
Favorit pembaca didapatkan dari jumlah viewers terbanyak dalam kurun waktu tertentu. Ini berarti berita teratas diibaratkan mendapat peringkat nomor satu.
Contohnya, pada Senin, 17 Februari 2020 pukul 08.00 WIB, berita peringkat satu di Detik.com adalah mengenai Ahok yang dinilai dapat atasi banjir karena melanjutkan program Jokowi. Kemudian peringkat dua adalah berita olahraga mengenai tanggapan Jose Mourinho terhadap Manchester City.
Pada Senin, 17 Februari 2020 pukul 23.00 WIB, berita peringkat satu di Detik.com sudah beralih ke usul Tjahjo Kumolo terhadap ASN dan peringkat dua adalah Munarman yang menunjukkan surat pemberitahuan terkait 212. Dalam kurun waktu tertentu, posisi berita dapat berubah sesuai banyaknya pembaca dan seberapa sering pembaca mengakses artikel tersebut.
Tantangan bagi Jurnalis
Skill utama jurnalis yakni mengumpulkan, memilih, memproduksi, mendistribusikan, dan menafsirkan informasi tidak pernah berubah. Meski demikian, tantangan yang dihadapi jurnalis akan selalu berubah.
Produksi berita yang tadinya konvensional, kini sudah berbasis multimedia. Situs berita yang dimiliki oleh pemilik media televisi, radio, dan surat kabar memperkaya tantangan bagi para jurnalis.
Konsumsi berita yang tadinya hanya berasal dari media konvensional, kini sudah meluas ke berbagai platform yang tersedia di smartphone. Pembaca juga dapat mengakses berita dari situs agregator.
Maka, jurnalis juga harus dapat menyesuaikan dirinya. Selain memproduksi berita dalam berbagai bentuk seperti teks, foto, video, infografis, dan lainnya, junalis dan para pekerja media juga dituntut menguasai Content Management System (CMS).
CMS merupakan basis data yang memuat keseluruhan konten dalam suatu situs. CMS memudahkan pencarian, update, dan menghubungkan setiap konten atau item yang ada di situs tersebut.
Menurut McAdams (2012), reporter di Amerika dan Eropa sudah menulis langsung di CMS. Kemudian editor yang akan menyunting tulisan reporter tersebut.Â
Proses penyuntingan inilah yang nantinya akan menghasilkan sebuah konten (Barker, 2016). Audio, foto, dan video yang telah disunting nantinya akan terhubung satu sama lain di CMS.
Konten yang diketik dan diunggah jurnalis di CMS sudah siap publish di situs berita. Kode tertentu di situs dan desain sudah terpisah dengan artikel atau konten berita.
Tantangan lainnya bagi jurnalis adalah menyajikan informasi yang cepat, namun akurat. Hal ini memungkinkan terjadi apabila jurnalis menggunakan CMS yang terhubung dengan editornya sehingga ia dapat langsung mengunggah informasi teraktual.
Itulah tantangan bagi para jurnalis dengan majunya jurnalisme masa kini. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai web berita dan situs agregator, Anda dapat mengunjungi:
Soundcloud:
https://soundcloud.com/giaberlianti/pmm-situs-berita-versi-jurnalisme-masa-kini
Youtube:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H