Skill utama jurnalis yakni mengumpulkan, memilih, memproduksi, mendistribusikan, dan menafsirkan informasi tidak pernah berubah. Meski demikian, tantangan yang dihadapi jurnalis akan selalu berubah.
Produksi berita yang tadinya konvensional, kini sudah berbasis multimedia. Situs berita yang dimiliki oleh pemilik media televisi, radio, dan surat kabar memperkaya tantangan bagi para jurnalis.
Konsumsi berita yang tadinya hanya berasal dari media konvensional, kini sudah meluas ke berbagai platform yang tersedia di smartphone. Pembaca juga dapat mengakses berita dari situs agregator.
Maka, jurnalis juga harus dapat menyesuaikan dirinya. Selain memproduksi berita dalam berbagai bentuk seperti teks, foto, video, infografis, dan lainnya, junalis dan para pekerja media juga dituntut menguasai Content Management System (CMS).
CMS merupakan basis data yang memuat keseluruhan konten dalam suatu situs. CMS memudahkan pencarian, update, dan menghubungkan setiap konten atau item yang ada di situs tersebut.
Menurut McAdams (2012), reporter di Amerika dan Eropa sudah menulis langsung di CMS. Kemudian editor yang akan menyunting tulisan reporter tersebut.Â
Proses penyuntingan inilah yang nantinya akan menghasilkan sebuah konten (Barker, 2016). Audio, foto, dan video yang telah disunting nantinya akan terhubung satu sama lain di CMS.
Konten yang diketik dan diunggah jurnalis di CMS sudah siap publish di situs berita. Kode tertentu di situs dan desain sudah terpisah dengan artikel atau konten berita.
Tantangan lainnya bagi jurnalis adalah menyajikan informasi yang cepat, namun akurat. Hal ini memungkinkan terjadi apabila jurnalis menggunakan CMS yang terhubung dengan editornya sehingga ia dapat langsung mengunggah informasi teraktual.