Pengunjung dapat mendengarkan satu per satu kesaksian tersebut dengan mendekatkan kaleng pada telinga. Kaleng diibaratkan  telepon yang dapat membuat pengunjung tergugah untuk mengangkat dan mendengarkannya.
3. Sira Setata Karya Popok Tri Wahyudi
Karya yang dibuat berbahan dasar tikar dan rafia ini menggambarkan perjuangan dan kehidupan bangsa Asia Tenggara termasuk Indonesia dalam bentuk rangkaian cerita. Tikar yang digambar menggunakan tali rafia warna-warni tersebut digantung landscape sehingga menarik perhatian pengunjung.
Terdapat penggambaran peta Indonesia dan Asia Tenggara yang disertai dengan kapal yang ketika itu digunakan penjajah untuk mengeksplor kekayaan alam Indonesia.
"Spot-spot di Biennale Yogya tahun ini unik. Saya tertarik sama yang Have You Heard Lately? karena banyak cerita yang bisa kita dengar di sana," ujar Nugroho Adi, pengunjung asal Kulon Progo.
Selain pameran karya seni, Yayasan Biennale Yogya juga mengadakan workshop yang diisi oleh seniman dan komunitas di Yogyakarta seperti Workshop Damar Kurung Kampung Jogoyudan dan Workshop Plasticology . Beberapa musisi seperti The Beast Kids asal SD Tumbuh Yogyakarta, Voice of Baceprot (VoB) dari Garut, dan Pistakun Kuantalaeng asal Thailand  turut memeriahkan awal rangkaian Biennale Yogya XV Equator #5.