Mohon tunggu...
Ghusyara Hima
Ghusyara Hima Mohon Tunggu... -

Mahasiswa psikologi yang sedang mengerjakan tugas-tugasnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fase Phalic Psikoseksual Sigmund Freud

5 April 2015   22:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya akan membahas mengenai psikoseksual Siegmund Freud pada tahap fase phalic.

Fase Phalic dialami anak-anak umur 3-5 tahun. Pada fase ini fokus rangangan mulai berpindah pada alat kelamin, dan anak-anak sudah bisa membedakan antara perempuan dan laki-laki. Ciri khas pada fase ini adalah terjadinya Oedipus complex yaitu, fase dimana anak laki-laki begitu mencintai ibunya dan menganggap ayah adalah saingan, namun juga takut akan hukuman dari ayahnya mengenai perasaan tersebut, menurut Freud ini dikenal dengan istilah pengebirian kecemasan. Pada fase ini Freud juga menjelaskan penis envy yaitu, perasaan iri perempuan terhadap penis laki-laki.

Anak perempuan pada fase ini juga mempunyai perasaan begitu mencintai ayahnya dan menggangap ibu sebagai saingannya yang disebut dengan Electra complex.

Pada fase ini anak-anak mulai tertarik mengamati alat kelaminya sendiri dan alat kelamin orang lain. Biasanya pada fase ini anak-anak suka memegang alat kelaminnya dan mendapat kepuasan dari perilaku tersebut. Pada fase ini anak masih bersifat lebih mementingkan diri sendiri dan belum memikirkan tentang orang lain.

Nah itu lah penjelasan mengenai fase phalic teori psikosekual dari Sigmund Freud, semoga membantu dan bisa menambah wawasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun