Edouard Mendy adalah pemain yang terlahir di negara Perancis pada 1 Maret 1992, namun ia memiliki keturunan dari orang tua nya yang berasal dari Senegal. Diketahui ia juga memiliki darah keturunan Guinea-Bissau dari sang ayah. Namun Mendy berkeputusan untuk membela timnas Senegal. Â
Caps pertamanya adalah saat 17 November 2018. Kala itu ia masih memela Stade Reims di League 1 Perancis. Dan hingga saat ini Edouard Mendy memiliki 10 caps bersama timnas Senegal, dan akan terus bertambah lagi karena saat ini ia dipercaya menjadi penjaga gawang utama di negaranya.
Perjalanan karir persepakbolaan Mendy juga boleh dibilang cukup mengharukan. Bagaimana tidak, pada pertengahan 2015 ia sempat sangat depresi dan putus asa kala tim yang ia bela pada saat itu tidak memperpanjang kontraknya pada akhir musim 2014. Padahal saat itu ia memainkan 29 laga bersama AS Cherbourg.Â
Dengan keputusan dari klub tersebut, dengan berat hati Mendy harus mencari tim lain atau bahkan ia harus sampai mendaftar sebagai pencari kerja di Le harve, tempat dimana tidak jauh ia tumbuh. Di selah waktu mencari pekerjan di usia 22 tahun saat itu, Mendy juga memperkuat Marsille B dan juga Stade Reims B di divisi 5 liga perancis.
Perjalanan karir Mendy pun mulai membaik ketika pada 2016 tim liga 2 Perancis mulai mengetahui kualitas pemuda 23 tahun tersebut dan dimasukkan kedalam squad Stade Reims pada liga 2 Perancis.Â
Pada saat itu ia pun masih menjadi pemain cadangan atau kiper kedua di tim tersebut. Berkad usaha kerasnya ia mampu mencapai 11 caps saat menjadi kiper kedua. fantastisnya pada musim berikutnya ia mampu menggeser posisi utama kiper di Stade Reims dan mampu mengantar Reims untuk naik kasta ke League 1 Perancis.
Setelah 3 tahun bersama Reims, Mendy menerima tawaran dari klub yang lebih besar yaitu Stade Rennais pada 2019 dengan biaya 7 juta euro. Sebuah langkah maju bagi Edouard Mendy kala itu ia juga mulai sering dipanggil oleh timnas Senegal untuk  memperkuat negara dari ibunya tersebut.Â
Menjadi kiper utama Rennais dan membantu Rennais finish di posisi 3 besar membuat Rennais menjadi wakil League 1 yang berlaga di kancah Europa. Dari titik tersebutlah membuat pemandu bakat dari Chelsea mulai mengintai permainan Mendy.
Petr Cech yang juga menjabat sebagai pelatih Chelsea pun merekomendasikan untuk membeli Mendy meskipun banyak pihak yang saat itu kurang setuju karena beberapa faktor, diantaranya Mendy saat itu sudah menginjak usia 28 tahun.Â
Terlebih dengan menurunnya peforma kiper Chelsea saat itu Kepa Arizabalaga membuat Chelsea semakin membutuhkan kiper untuk membuat saingan dengan Kepa.Â
Setelah dengan berbagai pertimbangan akhirnya Chelsea memboyong Mendy dengan harga 25 juta euro. Tidak seberapa mahal bagi tim sekaliber Chelsea yang memiliki bos kaya raya semacam Roman Abramovic.
Mendy pun juga menjadi satu-satunya kiper yang meraih clean sheat terbanyak dalam satu periode Champions League dengan torehan 9 clean sheat dari 12 laga. Sebuah capaian yang cukup gemilang dari MEndy di musim pertamanya untuk bertarung di UCL
Salah satu fakta unik lainnya adalah thropy UEFA Champions League ini merupaka thropy dan medali pertama seorang Edouard Mendy sebagai pemain pesepakbola.Â
Dan ia mendapatkan thropy pertamanya ini di usia 29 tahun. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa dari seorang anak yang hampir putus asa pada usia 22 tahun dan kini menjadi bagian dari Chelsea dengan meraih trophy yang paling didambakan beberapa pesepakbola lainnya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H