Mohon tunggu...
Ghulam Nayazri
Ghulam Nayazri Mohon Tunggu... -

Graduated from University of Indonesia, Arabic Program, and always concern about Indonesia, specially in sociology and politics

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bersiap Perang Dunia III, DK PBB Berulah

10 Mei 2014   05:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Persatuan Bangsa Bangsa yang berdiri setelah Perang Dunia II, menjadi tempat bergantungnya negara-negara di penjuru bumi ini. Pembentukan PBB menandakan berakhirnya penjajahan yang tentunya jauh dari nilai kemanusiaan dan kebebasan. PBB adalah perpanjangan dari Liga Bangsa-Bangsa yang mengalami kegagalan.
Eksistensi yang disertai dengan aksi-aksi heroik PBB dimulai sejak penanda tanganan Piagam PBB oleh lima negara yang kemudian menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. DK PBB adalah satu dari enam badan utama PBB yang perannya sangat penting. Perancis, Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Inggris dan Amerika, merupakan anggota tetap DK PBB.
Dewan Keamanan PBB bertugas sebagai penjamin dan penjaga keamanan dan perdamaian internasional. Kemudian mereka diamanatkan untuk mengawal bumi ini dari kemungkinan terjadinya agresi-agresi militer yang dilakukan satu negara kepada negara lain, apapun alasannya.
Kedigdayaan DK PBB kasat terlihat di dalam Piagam PBB yang menyebutkan "Semua anggota PBB sesuai dengan Piagam PBB setuju untuk melaksanakan dan menerima keputusan Dewan Keamanan." Dari catatan tersebut bisa dikatakan bahwa kekuasaan yang sangat besar dipegang oleh DK PBB khususnya bagi lima negara anggota tetap tersebut.
Bukan hanya itu, lima negara yang merupakan anggota tetap DK PBB itu memiliki hak veto, hak yang tidak dimiliki oleh anggota-anggota PBB yang lain. Sungguh mereka adalah kelompok negara yang tak terbantahkan dan tak tercegahkan.
Secara tidak langsung kita masyarakat bumi ini menggantungkan hidup kita kepada lima negara adidaya itu. Namun, apakah lima negara itu dengan mulia dan sungguh-sungguh melindungi bumi ini dan manusia yang ada di dalamanya?
PBB seyogianya merupakan organisasi yang keputusannya didasarkan oleh kemufakatan seluruh anggotanya, namun dalam sejarah panjang perjalanannya, segala keputusan PBB didasarkan atas keinginan dari lima negara yang menguasainya. PBB yang dikuasai DK PBB terbaca sebagai bagian dari cara lain untuk menguasai dunia secara halus dan diplomatik, tanpa secara frontal dan ilegal melakukan ekspansi konservatif yang brutal.
Dari sedikit cuplikan tersebut, sekilas kita dapat berasumsi bahwa lima negara tersebut adalah pemangku kekuasaan di PBB dan jelas memiliki pengaruh besar terhadap seluruh gerak-gerik atau keputusan yang mereka lakukan.
Munculnya Amerika Amerika Baru
Amerika adalah negara yang menjadi bagian dari lima negara dewan keamanan PBB selalu menunjukkan kuasanya di dalam organisasi maupun di luar organisasi. Tanpa memperdulikan apapun, Amerika dengan seenaknya melakukan agresi militernya terhadap wilayah yang dianggapnya membelot dari nilai demokrasi dan kemanusiaan. Namun pada kenyataannya semua itu adalah bagian dari niat Amerika untuk bisa mengeksploitasi nilai berharga yang ada di dalam negara tersebut.
Ulah Amerika tersebut lama-kelamaan membuat anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya merasa iri, karena mereka sesungguhnya punya hak yang sama, dan akibatnya kemudian bermunculanlah Amerika Amerika yang baru.
Munculnya Amerika Amerika baru disadari dimulai dari keikutsertaan Perancis dalam menjatuhkan rezim Muamar Kadafi. Perancis mulai menunjukkan tajinya dan kedigdayaannya sebagai bagian dari lima negara yang berpengaruh di bumi ini. Selain itu juga Perancis nampaknya ingin mendapat keuntungan seperti yang didapat Amerika dari negeri yang pernah diporak-porandakannya.
Kemudian Rusia, yang tanpa ragu dan malu merebut daerah yang sudah menjadi bagian dari negara merdeka yaitu Crimea di Ukraina. Kekuatan militer dikerahkan Rusia demi mencapai keinginannya. Dan enggak ada satupun negara dan oragnisasi internasional termasuk PBB yang dapat menghentikannya. WHATS WRONG????!!!
Terakhir adalah Republik Rakyat Tiongkok yang kembali memprovokasi Jepang dan provokasi terakhir adalah penambangan minyak yang dilakukan di Laut Cina Selatan, yang berujung pada kontak fisik langsung antara Kapal Laut Tiongkok dengan Kapal Laut Vietnam. Laut Cina selatan yang sedang menjadi lokasi proyek pengeboran minyak oleh Tiongkok, sesungguhnya belom sama sekali jelas milik RRT, karena masih di klaim oleh beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Vietnam yang beberapa saat yang lalu bentrok fisik langsung dengan Tiongkok.
Apakah keberadaan PBB bersama algojonya DK PBB benar-benar dapat memberikan perlindungan dan kedamaian?
Dan Siapa Juga Yang Bisa Menghentikan Mereka?
Apakah kita sudah benar-benar terbebas dari penjajahan?
Kofi Annan pada 31 Maret 2005 pernah mengutarakan pendapatnya untuk mereformasi Keanggotaan DK PBB, namun gagal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun