Mohon tunggu...
Ghozi hiban
Ghozi hiban Mohon Tunggu... Lainnya - Pemuda tanggung

Beri aku pengetahuan, jangan beri aku iman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelum Fajar

22 Desember 2022   19:34 Diperbarui: 25 Desember 2022   19:55 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia dengar gugur daun.
Pada lanskap —
setelah subuh,
Sebelum fajar menyembul dari timur.

Ada punggung dan mata kaki pegal disana.
Pada sajadah —
satu depa sebelah dipan bapa.
Juga isak —
siut khidmat yang keluar lewat jendela.
Kebiasaan yang biasa.
Selesai melempit mukena, sajadah dan menyeka sedikit air mata, fajar menyembul.
Ia berdiri —
melangkah melongok keluar jendela.
Binar terentang —
gradasi merah menjalar.

Siut adalah ibu,
Dan manifestasi dari doa untuk anaknya yang menganggur.
Setiap hari —
seperti biasa,
Seperti fajar yang ia lihat dalam jendela.


Slawi, senin 5 desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun