Guru merupakan profesi yang paling diminati oleh sebagian besar masyarakat. Dengan berbagai alasan, orang tua banyak yang men-support anaknya untuk menjadi seorang guru.
Padahal kalau bicara gaji, semua orang tahu, nilainya kadang tak lebih besar dari biaya kost. Anehnya, mereka tahu dan sadar hal itu dan tetap berusaha enjoy dengan keadaan itu.( mengenai hal ini, mungkin akan kami bahas di tulisan berikutnya).
Akhir-akhir ini, telinga orang indonesia akrab dengan kata ambyar. Ya, kata yang sering digunakan oleh penyanyi campur sari dalam mengungkapkan isi hatinya yang kacau balau melalui sebuah lagu.
Selanjutnya membahas tentang kata "bar-bar" yang juga sering di gunakan oleh anak-anak millennial. Kata barbar sebenarnya berasal dari bahasa latin barbarous yang berarti manusia yang dianggap primitive dan biadab. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti orang yang tidak beradab. Namun berdasarkan keseharian remaja, kata barbar sering digunakan untuk menunjukkan tingkah seseorang yang tidak karuan.
Mengingat guru merupakan satu-satunya profesi yang bisa menghasilkan banyak profesi, maka guru harus di persiapkan sedemikian rupa sehingga benar-benar bisa melahirkan generasi yang unggul. Tulisan ini lebih ditujukan kepada calon pendidik sehingga nantinya bisa menjadi pendidik yang terbaik diantara yang baik.
Karakter seorang guru harus dibentuk mulai sedini mungkin, sehingga bisa menjadi kebiasaan baik calon guru tersebut. Sebagaimana dalam salah satu metode pengajaran atau pendidikan bahwa metode yang paling baik adlah metode uswatun khasanah.
Metode uswatun khasanah merupakan metode yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah kepada ummatnya. Dalam metode ini, pemberian contoh lebih di dahulukan daripada penyampaian materi.
Seorang guru harus memberi contoh yang baik-baik kepada muridnya. Sebagaimana dalam kompetensi professional guru terdapat salah satunya yang perlu di garis bawahi yakni kompetensi kepribadian.
Dalam kompetensi kepribadian ini, seorang guru tidak terikat waktu dan tempat dalam menjaga kepribadiannya sebagai seorang guru. Seorang guru harus selalu menjaga perilakunya setiap waktu dimanapun tempatnya.
Perubahan perilaku biasanya juga dapat dipengaruhi oleh perubahan psikologis guru itu sendiri. Ketika seorang guru mengalami masalah pribadi misalnya. Sedikit banyak pasti memengaruhi kinerja guru tersebut. Hal ini berkaitan dengan profesionalitas seorang guru.
Dan pasti akan berhubungan atau berdampak pada hasil belajar siswa. Maka dari itu, seyogyanya seorang guru harus selesai dengan dirinya sendiri. Dalam arti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri atau minimala tidak mencampuradukkan masalah pribadia dengan organisasi atau lembaga.
Dalam judul disebutkan kata ambyar yang maksutnya adalah ketika seorang guru atau calon guru memiliki masalah, maka akan berdampak pada siswanya, yakni siswa yang barbar. Tentu hal ini sangat tidak diinginkan. Baik oleh guru, siswa, walimurid, bahkan Negara sekalipun. Guru harus memaksa diri untuk menguasai dirinya sendiri.
Hal  yang dapat ditangkap dari tulisan di atas adalah  bahwa seorang guru harus professional dengan tidak mencampuradukkan masalahnya. Hal ini juga harus dipahami oleh calon guru yang masih dalam tahap mencari ilmu. Perbaikan sejak dini dengan menyadari kekurangan masing-masing sangatlah diperlukan.
Mungkin hanya itu artikel kali ini. Kritik dan saran anda sangat kami tunggu untuk membangun karya tulis kami. Mengenai artikel selanjutnya insyaaAllah akan membahas tentang keikhlasan seorang guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H