Â
Â
Â
Selamatkan Anak Cucu Kita dari Resistensi Antibiotik #BijakAB, #CegahResistensiABÂ
Diluar kehendak-Nya, pernah mendengar orang yang sakit akibat infeksi bakteri tidak bisa diobati lagi lantaran semua jenis Antibiotik sudah tidak sensistif/bekerja lagi?
Testimoni :
1. dr. Nafsiah Mboi SpA, MPH (Mantan Menkes)
Menurut penuturan beliau, Alm. Ben Mboi yang juga mantan Gubernur NTT terkena infeksi bakteri yang sudah tidak dapat diobati lagi,
"Antibiotik pertama gagal, kedua sampai keempat gagal, kemudian saat diberikan yang kelima, jantung dan ginjalnya sudah tidak kuat lagi. Dia menyerah," Tutur Ibu Nafsiah Mboi diacara Seminar "Cegah Resistensi Antibiotik", di Balai Kartini, Rabu 5 Agustus 2015 (1)
 2. Prof. DR. dr. Rianto Setiabudi SpFK(K) - Guru Besar Farmakologi FKUI
 41tahun mendidik, Beliau terpapar Acinobacter yang kuat dugaan akibat Infeksi Nosokomial.
4 Antibiotik tidak mampu melawanya, hingga bersyukur hanya tinggal "senjata pamungkas" Meropenem yang membuat beliau mampu berbagi kisahnya di acara seminar yang sama. (2)
Kisah beliau berdua adalah bagian kecil dari kedukaan rakyat Indonesia yang lainnya, Alhamdulillah didengarkan langsung dengan seksama oleh Ibu Menkes yang saat itu berkenan membuka seminar "Cegah Resistensi Antibiotik".
Paparan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian  pada Seminar tersebut , berdasarkan hasil monitoring tahun 2014, lebih dari 50 sample yang diambil masih mengandung residu Antibiotik yang tinggi, berturut-turut : jeroan sapi, telur ayam, daging ayam, daging sapi, jeroan ayam yang dapat berdampak pada kesehatan : alergi, efek genotic, efek teratogenic, mempengaruhi ketentraman bathin konsumen dan resistensi Antibiotik.
"60%~80% produk asal hewan yang dikonsumsi di Amerika menggunakan obat hewan selama dipeternakannya, dan 80%nya adalah Antibiotik" (National Research Council, 1999)
Kabar yang menggembirakan untuk konsumen di Amerika, bahwa McDonald (3), KFC(4), Wendys(5) dan Walmart (6) sebagai peritel besar di Amerika Serikat berkomitment untuk menjamin seluruh produknya termasuk ayam dan telor bebas dari Antibiotik.
Kami sebagai konsumen Indonesiapun amat sangat mengharap jaminan produk yang sama bebas antibiotik: McDonalds, CFC, KFC, Wendys Dll, serta mendesak para produsen/peternak atau penyedia makanan untuk tidak menggunakan antibiotik pada produk daging olahan, juga mempunyai komitment yang sama demi masa depan generasi penerus bangsa, sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah UU No. 41, amandemen UU No.18, Pasal 22 ayat 4 butir C serta SE Dirjen Peternakan No. TN.260/720/DKH/0894 tahun 1994.
Kalau Anda cinta negeri ini sayang keluarga Anda pasti Anda tidak akan merasa keberatan.
Mitos: Kalau batuk pilek, minum antibiotik biar cepat sembuh...
Perilaku mengobral penggunaan antibiotik untuk penyakit yang bukan disebabkan infeksi bakteri mempercepat terjadinya resistensi antibiotik ratusan kali lipat. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan, 86,1 % rumah tangga di Indonesia menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep dokter. Padahal antibiotik harus digunakan dengan hati-hati, sesuai petunjuk dokter, tidak boleh digunakan tanpa indikasi yang tepat, serta dibeli dengan resep dokter.(7)
Sungguh sangat memilukan kondisi ini, dengan mudahnya orang membeli Antibiotik tanpa resep dokter baik di apotek, toko obat maupun warung-warung kecil.
Mitos: Ah, saya nggak pernah minum antibiotik, nggak akan kena bakteri yang resisten.
Bakteri yang resisten terhadap antibiotik ini sudah menjadi bahaya global. Jika ada satu saja orang di lingkungan Anda membawa bakteri yang resisten, maka Anda semua dan orang yang dijumpai si pembawa ini berpotensi tertular. Untungnya, kita bisa memulai memperlambat terjadinya resistensi bakteri ini.
Bijak dalam menggunakan antibiotik
Mulai sekarang bijaklah dalam menggunakan antibiotik. Marilah kita juga menghimbau pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan peraturanSTOP...!!! Penjualan Antibiotik secara Bebas sehingga pertumbuhan bakteri yang resisten dapat diperlambat atau ditekan. Kita bisa melakukan hal kecil saat ini untuk mencegah anak cucu kita hidup dalam ketakutan akan penyakit infeksi bakteri yang tidak dapat disembuhkan.
India (8) dan Arab Saudi(9) sudah lebih mengambil kebijakan yang strategis ini demi generasi penerusnya, Bagaimana Indonesia???
Apa harus menunggu korban terus berjatuhan???
 Yuk ikutan tanda tangan di petisi ini.
Mari bersama-sama bergandengan tangan untuk menyelamatkan anak cucu kita dari kembalinya kita ke masa sebelum ada Antibiotik.
Terima Kasih Rakyat Indonesia.
Salam sehat
Ghozan-Rakyat Indonesia biasa saja.
*Disclaimer : Petisi ini murni inisiasi pribadi tidak terkait dengan organisasi manapun.
Ref :
1. http://www.beritasatu.com/ kesehatan/296586-nafsiah-mboi- ungkap-penyebab-kematian- suaminya.html
2. http://www.suara.com/health/ 2015/08/05/135700/kisah-ahli- kesehatan-yang-resisten- terhadap-antibiotik
3. http://www.forbes.com/sites/ nancygagliardi/2015/03/04/ mcdonalds-latest-move-toward- antibiotic-free-too-little- too-late/
4. http://www.reuters.com/ article/2015/03/12/us-usa- antibiotics-yum-insight- idUSKBN0M80B720150312
5. http://www.foxnews.com/ leisure/2015/07/28/wendys- testing-antibiotic-free- chicken/
6. http://www.wsj.com/articles/ wal-mart-encourages-meat- suppliers-to-curb-antibiotic- use-1432305974
7. http://www.litbang.depkes.go. id/sites/download/rkd2013/ Laporan_Riskesdas2013.PDF
8. http://www.thehindu.com/news/ cities/Hyderabad/ban- overthecounter-sale-of- antibiotics-says-venki- ramakrishnan/article5483724. ece
9. http://www.saudigazette.com. sa/index.cfm?method=home. regcon&contentid= 20150510243281
10. http://www.nabp.net/news/ white-house-releases-national- strategy-for-combating- antibiotic-resistant-bacteria
11. http://www.beritasatu.com/ kesehatan/211974-menkes- antibiotik-dijual-bebas-angka- resisten-meningkat.html
12. http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/ip013084.pdf
13. http://bbalitvet.litbang.pertanian.go.id/eng/attachments/152_5.pdf
14. http://www.cdc.gov/drugresistance/protecting_yourself_family.html
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H