Pagi itu para mahasiswa sudah duduk rapi menunggu namanya dipanggil keatas panggung, para mahasiswa sangat terlihat riang gembira sekali dengan toga dikepalanya. Satu per satu nama mahasiswa dipanggil untuk penyerahan sebuah kertas yang selama ini dinantikan oleh semua peserta didik yang menempuh jenjang perguruan tinggi,
-"Sinyo Aksa Delana, dengan pendidikan S-1 Sosiologi." Sang mc acara membaca daftar wisudawan.
Gemuruh tepuk tangan para peserta dan mata sang ibu yang berkaca-kaca melihat anak semata wayangnya telah lulus dengan membanggakan, Sinyo pun segera beranjak dari tempat duduk menuju keatas panggung, para dosen pun menjabatkan tangannya sembari memberi selamat,
-"selamat Nyo, bapak bangga kepadamu.” sang dosen sambil memukul pundaknya.
Sinyo pun tersenyum.
Ditengah malam, Sinyo duduk berdua dengan ibunya.
-Buk, Sinyo ingin berbicara." dengan wajah serius.
-"Bicara apa Nyo? tumben kamu bicara seserius ini," tanya ibuk.
-"Aku," matanya sayu, "aku ingin merantau buk."
-"Kenapa kudu (harus) merantau Nyo?" dengan wajah kaget
-"Saya ini anak lanang (laki) buk, harus belajar mandiri." sambil memegang tangan ibuknya.
-"Ya bagus kalau kau ingin belajar mandiri, tapi kalau kau merantau, nanti yang menemani ibuk di rumah siapa Nyo? bapakmu kan sudah tidak ada" Matanya terlihat mulai berkaca-kaca.
Dan Sinyo pun terdiam dengan gejolak batin di dadanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H