Mohon tunggu...
Ahmad Ghoni
Ahmad Ghoni Mohon Tunggu... -

orang yang dalam aktifitas kesehariannya sebagai pengembara ilmu pengetahuan, supaya dapat memberikan kontribusi perubahan di nusantara yang tercinta ini

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kongres Tepat Sebagi Wahana Silaturrahmi dan Merumuskan IPNU Kedepan

23 November 2012   13:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikatan pelajar nahdlatul ulama' sebentar lagi akan menggelar forum tertinggi dalam organisasi yang sebut konfrensi besar (kongres) yang akan diadakan di palembang mulai tanggal 30 November samapai dengan 4 Desember nanti. sebagai organisasi yang berkembang sudah barang tentu dan menjadi wajar jika mengadakan re-organisasi, supaya keberadaan dan roda organisasi ini tetap berjalan terus sesuai dengan aturan dasar dan aturan rumah tangga organisasi.

keberadaan IPNU barangkali sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia, karna organisasi ini bergerak dalam lingkungan pelajar-pelajar, serta ditunjang dengan keberadaannya bahwa organisasi ini merupakan badan otonom organisasi masyarakat keagamaan terbesar di Indonesia ini, yang sering disebut oleh masyarakat umum dengan sebutan NU (Nahdatul Ulama'), yang kita kenal bersama dengan faham Ahlussunnah Wal Jama'ah.

maka mementum kongres ini menjadi kesempatan yang sangat tepat untuk wahana silaturrahmi dengan para pimpinan cabang dan pimpinan wilayah seluruh indonesia, supaya bisa bersinergis, sehingga mampu menunjang keberlangsungan dan kelancaran program-program organisasi yang telah di patok untuk dikerjakan. sehingga program-programnyq diharapkan mampu mengcaver seluruh tingkatan-tingkatan organisasi, baik mulai dari tingkatan yang paling bawah yaitu: pimpinan ranting hingga pada tingkatan teratas pimpinan pusat, disamping itu akan memudahkan koordinasi antar wilayah dan cabang-cabang yang lainnya.

sehingga sangat disanyangkan sekali jika dalam kongres nanti hanya berkutik masalah perebutan suara oleh para calon-calon ketua umum yang ada, karna mereka yang mencalonkan diri ataupun yang dicalonkan merupakan kader-kader terbaik IPNU yang telah berproses lebih lanjut dan mempunyai kapasitas yang mumpuni untuk menjadi ketua umum. biarlah para pimpinan cabang dan pimpinan wilayah yang akan menentukan pilihannya seseuai dengan hati nuraninya, karena sangat tidak etis jika sampai terjadi pengkredilan hak-hak para cabang dan wilayah dengan adanya iming-iming ataupun janji-janji yang membius, sehingga mereka memilihnya bukan karna tuntutan nuraninya akan tetapi karna faktor-faktor exs, yang secara manusiawi selalu tergiur dengan posisi-posisi semacam itu, dan jika hal ini sampai terjadi maka masa depan IPNU sudah berada diambang pintu kehancuran.

dengan demikian akan menjadi sikap yang terpuji jika kita mengingat dan mengembalikan IPNU pada tujuan awal didirikannya, sebagaimana seorang Tholhah Mansyur bercita-cita, bahwa IPNU didirikannya merupakan upaya untuk mengakomodir dan menjalin interaksi bersama  kepada generasi muda Nahdlatul Ulama'. supaya dapat bersinergis dan berkerja sama dalam untuk menciptakan capasity buildhing secara internal maupun eksternal. sehingga keberadaan generasi muda ini nantinya akan mampu berkontribusi besar terhadap kemajuan bangsa ini, karena tonggak kemajuan dan nasib bangsa ini ada ditangan para pemudanya.

ini merupakan sebuah bentuk cita-cita yang mulia, karna dengan cita-cita ini IPNU mempunyai gerakan di sekolah-sekolah, yang basisnya adalah para pejalar-pelajar, yang notabenya merekalah yang akan menjadi generasi intelektual generasi yang bermoral. intelek dalam pengetahuan keilmuan dunia maupun intelek dalam keilmuan keagamaan yang condong pada kehidupa ukhrowi, hal semacam inilah kontribusi IPNU yang digadang-gadang dan diharapkan oleh pendirinya.

maka sangat tidak etis jika IPNU sekarang ini sampai terbawa pada arus yang sangat tidak jelas, dan akhirnya IPNU termakan oleh arus itu sendiri, bukannya malah mewarnai arus itu sendiri, apalagi kalau sampai terbelit pada persoalan perpolitikan, yang mana perpolitikan saat ini sungguh diluar kontrol dan lepas pada asas-asas serta etika pkemanusaian, sehingga keberadaan politik hanya menjadikan resah oleh bangsa ini. maka IPNU yang notabenya sebagai organisasi pelajar harus jauh dari lepas dari keberadaan politik yang ada, dan akan menjadi luar biasa jika IPNU mampu memberikan contoh perpolitikan yang humanis.

penulis adala pengiat forum silaturrahmi ALINGKAR HIJAU.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun