Jakarta, 1/12/ 2024 - Departemen Penanggulangan Bencana dan SAR Pengurus Pusat (PP) Senkom Mitra Polri kembali menyelenggarakan webinar bertajuk "Peningkatan Kemampuan Mitigasi Bencana Seri ke-4" secara hybrid. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 200 titik studio mini Senkom di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota di Indonesia. Â
Ketua PP Senkom Mitra Polri, Teteng Jumara, membuka webinar dengan menegaskan pentingnya mitigasi bencana dalam konteks geografis Indonesia yang rentan bencana. "Sebagai negara yang berada di ring of fire, Indonesia menghadapi risiko kebencanaan yang tinggi. Dengan kegiatan seperti ini, kita berupaya mengurangi risiko dan dampak bencana secara nyata," ujarnya. Â
Pemahaman Vertikal Rescue dan Teknik Evakuasi
Webinar ini menghadirkan Deputi PB SAR PP Senkom, Muhammad Saiful, yang memberikan pemaparan tentang teknik *vertical rescue*---sebuah metode penyelamatan dari ketinggian. Ia menjelaskan pentingnya pengenalan alat-alat rescue dan simulasi evakuasi secara rutin. "Latihan berkelanjutan membuat anggota memiliki pengalaman lebih banyak dan respons yang efisien di lapangan. Pengetahuan teknis dan spesifikasi alat sangat penting untuk keberhasilan operasi penyelamatan," jelasnya. Â
Selain itu, ia menekankan perlunya disiplin dan kerja sama tim dalam operasi penyelamatan. "Kesuksesan evakuasi bergantung pada pengamatan lokasi yang tepat dan komunikasi yang terkoordinasi dengan baik, baik dengan tim, saksi, maupun korban," tambah Saiful. Â
Pentingnya Alat Pelindung Diri (APD) dan Standar Operasional Prosedur
Deputi PB SAR sekaligus Anggota BPBD Kota Bogor, Djarwo, mengingatkan pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi penyelamat saat bertugas. "Jangan sampai kita yang berniat menolong justru menjadi korban. APD adalah kunci untuk mengurangi risiko bagi penyelamat dan korban," tegasnya. Â
Ia juga menekankan komunikasi efektif dalam situasi darurat sebagai salah satu aspek vital dalam mitigasi bencana. "Kemampuan menyampaikan informasi secara cepat dan akurat dapat menyelamatkan nyawa, mempercepat penanganan bencana, dan meminimalkan dampak negatif," jelas Djarwo. Â