Mohon tunggu...
Abdul GhofurSafari
Abdul GhofurSafari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Mesin UNS

Mahasiswa Teknik Mesin UNS

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradox Omnipotensi Kemahakuasaan Tuhan

16 Oktober 2021   20:39 Diperbarui: 16 Oktober 2021   20:48 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Oleh karena itu, dengan keterikatan kata maha, jelaslah bahwa cinta tidak dapat disandingkan dengan keadilan, karena maha berarti mutlak. 

Jika cinta mutlak juga ada, tidak akan ada keadilan yang mutlak. Jika Tuhan berbelas kasih kepada ciptaan-Nya, maka semua orang yang beriman dan menyembah-Nya tentu saja akan mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah, tetapi ini tidak adil dan tidak akan terjadi dalam kenyataan. 

Kesimpulan saya, sifat Tuhan yang maha-baik dan maha-adil hanyalah sebagai subsifat, di sisi lain maha kasih dan maha kuasa bukanlah subsifat Tuhan. Dengan kesimpulan saya,jika Tuhan tidak mahakuasa paradoks yang maha kuasa menyelesaikan dengan sendirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun