Photo by Arslana form PxHere
Malas Mandi
malas mandi.
harum yang mewangi
memusingkan kepala ini.
tapi aku masih bersuci
untuk menghadap sang Ilahi.
pikiranku tak berdedikasi.
jiwaku takut air dingin menusuki,
seperti sakit hati,
tubuh 'kan menggigil
lalu pingsan,
mati.
mandi setiap hari,
sedap dipandang,
namun menipu hati.
jiwa belum lagi suci,
tertipu oleh dunia, alam indrawi.
ruh tiada bernutrisi,
terjebak dalam gelap, cahaya menjauhi.
(Trenggalek, 13 Februari 2015)
Terlarut Sendiri dalam Sunyi
aku bersenang-senang dalam kesendirianku;
dengan tangisanku, dengan menghidupkanÂ
akal pikiranku, merenung menjelajahi waktu,
menyelami ketulusan yang mungkin membeku,
keikhlasan yang 'tak bernafsu.
aku bersedih mendengarkan hingar bingar
keras bergetar, namun menambah kesunyian,
semakin terasa 'lah kesepian.
karena jiwaku ikut tiada akan,
tubuhku tidak terhanyutkan,
menyisakan kepiluan dalam
yang begitu memabukkan.
(Trenggalek, 13 Februari 2015)
Mati Muda
Â
engkau mati muda.
banyak orang lantas tidak percaya kebenarannya.
namun itulah kenyataannya.
engkau pergi dan tak akan kembali.
sakit di tubuhmu 'lah yang mengantarkan jiwamu
ke alam sepi;
ditangisi, diiringi
dengan sedih yang menyayat hati.
mereka lalu berdoa,
semoga kau bahagia di sana.
wahai sahabat jiwa,
aku adalah yang terlupakan.
namun aku seolah bisa merasakan.
katakanlah padaku,
rasanya kesepian yang terdalam
agar terhindar segala penyesalan.
ya allah,
ampunilah dia, kasihilah dia,
selamatkanlah dia,
dan hapuslah dosa-dosanya.
(Trenggalek, 15 Februari 2015)
Sampah Terbakar
sampah terbakar semalam,
berubah hitam menjadi arang.
mereka dihancurkan.
tidak akan ada belas kasihan.
api menjilat kardus-kardus,
plastik-plastik,
dan juga kertas-kertas,
menari-nari dengan begitu panas,
meliuk-liuk dengan begitu cantik.
tubuh pun terasa begitu lemas,
karena asap yang membubung terendus.
begitu halus.
(Trenggalek, 15 Februari 2015)
Semangat Pagi
pagi datang dengan penuh semangat.
panas matahari memaksa tubuh berkeringat.
bergerak, mengolah tubuh supaya sehat.
pikiran segar, hilang melayang segala penat.
teramat senang bermain dengan kawan,
memainkan bola di atas udara ditimang,
agar tidak jatuh di pasir lapangan.
sesekali jaring bergetar,
bola dipukul dengan terbang.
(Trenggalek, 15 Februari 2015)
Kesakitan Sendirian
Â
ah, jam 11 kurang lima menit
kepala pusing belum berpamit,
perut lapar semakin kurang ajar,
lambung panas kian mencecar,
tubuh demam, mata menatap nanar.
ingin sekali aku pingsan
daripada terus menerus ke belakang,
sangat merepotkan.
aku begitu belingsatan,
aku belum juga makan,
tiada kasihan.
aduh, keringatku tidak menyeluruh.
aku banyak minum
supaya tubuhku berpeluh.
cairan 'ku tenggak supaya nyaman,
walau mungkin tidaklah aman.
ini adalah pemaksaan.
aku begitu tolol tak berwawasan.
maklum, seperti inilah kemiskinan,
manusia sering bertindak tanpa acuan
karena pengetahuan hanya milik sebagian orang.
(Trenggalek, 19 Februari 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H