Sebelas DesemberÂ
11 Desember 2010,
tak 'ku sangka dan tak 'ku rasa
waktu demikian cepat berlalu
sejak terakhir 'ku lihat wajahmu,
hanya melihat wajah dan
senyum manismu,
menuai sapa di hati yang kelabu,
sudah lama di Juli yang lalu
2010 tanggal 19 di jalan itu.
11 Desember 2010,
'ku tulis puisi untuk mengingat dirimu,
untuk mengingat cintaku padamu,
untuk mengenang masa yang telah berlalu.
walau perih dan sedih slalu melanda hatiku
di kala engkau pergi dan berlalu
tanpa peduli dengan aku yang merindu.
11 Desember 2010,
meski terasa sakit di dalam hati,
akan tetap 'ku songsong kehidupan yang berarti.
dan semoga engkau yang di sana kini
slalu bahagia hingga kau mati.
(Malang, 11 Desember 2010)
Hujan
akhirnya hujan turun bertubi-tubi
hingga tetesannya tak terhitung lagi,
membasahi, mendinginkan, dan menentramkan
setiap kesepian, kesedihan yang dalam.
hujan datang membawa harapan,
menumbuhkan pikiran yang lama hilang,
mengingatkan sejuta kenangan terpendam.
hujan tiba tanda kebahagiaan.
hujan jatuh kering menghilang.
air harapan untuk kesuburan.
air harapan untuk keindahan.
semua dari Sang Pencipta Alam.
(Malang, 17 Oktober 2011)
Â
Tak Ada Inspirasi
pikiran kosong ditemani layar tivi
perut melolong walau telah terisi.
ingin menulis tiada inspirasi.
ya, jadilah begini tulisan ini.
ngawur, tak bermakna, tak berdedikasi
cuma tulisan untuk menghibur diri
kegalauan jiwa yang menjadi-jadi.
benar-benar tanpa inspirasi
hati empty dan otak tidak lihai
sungguh sial nasib ini
padahal tulisan hidup jadi berarti
sungguh mampu meniadakan mati.
(Trenggalek, Oktober 2011)
Â
Kapan
ketika semua berakhir,
kapankah bisa terukir
kapankah bisa teraih
kapankah bisa tergapai
segala harapan yang membayangi.
mungkin lusa atau entah nanti,
semua bisa terukir
semua bisa teraih
semua bisa tergapai,
hanya perlu sedikit peduli
tanpa ada ambisi pribadi.
kapankah bisa terukir
kapankah bisa teraih
kapankah bisa tergapai
kapan.
kapan.
kapan.
(Malang, Oktober 2011)
Apa Aku Ini
apa aku ini
apa cinta ini
mengapa begini
kau tak mengerti
dan sesal di hati
tak akan berarti.
mencoba berani,
malah tak terkendali.
dan siapakah engkau
aku tiada tahu.
sungguh karena engkau
jiwaku sangat terganggu.
(Malang, Oktober 2011)
Â
Cinta Pergi ke Papua
Â
ditinggal cinta pergi ke papua
bukan jakarta atau sekedar surabaya
ditinggal untuk waktu yang tak tentu lamanya.
ia mencari kerja.
aku masih di sini, di malang kota,
cuma membayangkan betapa cantiknya dinda.
melihat indah senyumnya tiada bisa.
memandang cantik parasnya 'ku tak kuasa.
aku terlena.
(Malang, 30 Desember 2011)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H