Mohon tunggu...
Ghofar Ismoyo Aji
Ghofar Ismoyo Aji Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah satu tanda bahwa manusia masih berpikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Semua Masalah Siswa adalah Tanggung Jawab Guru?

7 Juni 2023   09:26 Diperbarui: 13 Juni 2023   18:00 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah menempati posisi yang strategis untuk mengadakan sebuah perubahan besar bagi masyarakat. 

Sekolah menjadi tempat untuk menawarkan beberapa alternatif kepada siswa untuk menghadapi pergulatan kehidupan di masa yang akan datang yang tidak dapat terprediksi secara pasti.

Para siswa dididik oleh para guru dengan harapan agar siswa mampu berkembang dengan optimal baik secara intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika dan spiritual. Sekolah dengan guru-gurunya harus jeli dan mampu berkolaborasi untuk mengembangkan sisi-sisi tersebut. 

Guru memiliki peran yang penting dalam tumbuhnya seorang siswa. Siswa yang hadir ke sekolah memiliki keanekaragaman yang tak terelakkan. 

Bukan saja masalah cara belajar yang berbeda, namun masalah keluarga, ekonomi, psikologi, motivasi, perilaku dan lain sebagainya yang berbeda-beda. 

Bagi guru yang dipercaya memiliki kelihaian dalam mendidik mereka dirasa haram untuk mengeluh, bahkan menunjukkan ekspresi seram pun menjadi hal yang perlu dihindari.

Guru harus fokus pada kata "mendidik" dalam arti merawat dan menumbuhkan anak sesuai dengan kodrat yang Allah beri, yang sudah menempel pada diri anak. 

Anak bandel pasti ada, anak bermasalah pasti ada, kelas-kelas sekolah di seluruh dunia ini saya rasa tidak ada yang berisi siswa-siswi yang sudah mapan dan baik pasti ada anak yang bermasalah. 

Namun, seorang guru hanya bisa melakukan perubahan sejauh rengkuhan tugas yang diemban, yang tak lain hanya sebatas di sekolah.

Di beberapa kasus dan artikel yang pernah saya baca seolah profesi guru ini diharuskan untuk mampu mengentaskan berbagai persoalan anak.

Guru di sekolah seolah diposisikan secara absolut untuk memegang kendali peserta didik dan segala sesuatu yang berhubungan dengan peserta didiknya, segalanya mutlak menjadi tanggungjawab guru. 

Pendapat ini tidak salah, jika sekolah itu dibuat model seperti balai pawiyatan/pondok pesantren yang mana gerak-gerik dan perkembangan peserta didik di dalam pondok dalam pengawasan guru, bahkan pengawasan ini bisa dilakukan selama 24 jam. 

Namun, jika hanya bersekolah selama setengah hari (berangkat-pulang), dan setelah itu guru harus bertanggungjawab atas perilaku siswa diluar jam sekolah. 

Sedangkan di luar jam tersebut siswa menjadi tanggungjawab siapa? Disinilah adanya peran keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan.

Beberapa kasus pernah saya jumpai; banyak siswa yang tidak dapat meneruskan sekolah karena tidak punya motivasi sekolah, lebih senang menongkrong daripada belajar di sekolah, orang tua tidak bisa memberi uang saku dan uang transportasi dan lain sebagainya. 

Di sinilah seharusnya peran guru mulai diperjelas, apakah guru harus turun tangan sendiri? Apakah harus berkolaborasi dengan orang tua/masyarakat/ stakeholder yang ada?

Sebelum menarik kesimpulan sebaiknya dipetakan dulu, apakah ini masalah yang bisa diselesaikan guru atau masalah yang di luar kendali guru? 

Guru bukan lembaga eksekutif, yudikatif ataupun legislatif namun guru hanya seorang penuntun peserta didik yang hanya menjalankan tugas negara dalam mencapai cita-citanya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dia bukan seorang superman, jelas soal limitasi pasti menempel padanya. 

Maka ide terbaik adalah ketika guru selalu berkolaborasi secara efektif dengan orang tua/masyarakat/tokoh masyarakat/para stakeholder yang ada untuk memastikan anak memahami pentingnya pendidikan, dan memiliki harapan dalam proses pendidikan yang mereka lakukan di sekolah.

Semangat berkolaborasi adalah satu kunci suksesnya pendidikan. Untuk menumbuhkan anak-anak yang cerdas, terdidik dan berbudi pekerti yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun