Sebelum membaca tulisan saya lebih lanjut, izinkan saya memperkenalkan diri. Nama saya Ghina Kamila Yasmin seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan yang sedang menempuh pendidikan di semester empat, dengan mengambil konsentrasi Public Relations. Fakta yang sebenanya setiap pengguna sosial media merupakan seorang konten kreator. Karena di era sekarang masyarakat tidak bisa jauh-jauh dari sosial media apalagi di masa pandemi seperti saat ini. Â Hal-hal yang dilakukan masyarakat tidak bisa tanpa adanya sosial media terutama bagi anak-anak sekolahan dan mahasiswa mereka mendapatkan tugas yang berhubungan dengan media seperti membuat video ataupun menulis seperti saya di kompasiana maupun platform penyedia layanan tulisan.
Sebelumnya, saat duduk d bangku SMA saya juga pernah menulis di blog saya mengenai pengalaman pribadi saya baik itu masa-masa SMA maupun kisah percintaan semasa saya remaja. Awal saya membuat tulisan tersebut tidak serta merta untuk mencari followers, saya hanya iseng saja menuliskan hal-hal yang pernah saya alami  agar saya tidak lupa dengan hal-hal yang pernah saya alami. Meskipun tidak terlalu banyak yang membaca namun saya cukup senang karena semata-mata saya hanya menuangkan cerita apa yang pernah saya alami dan hal tersebut menjadi bahan evaluasi saya bahwasanya dalam blog saya seharusnya diisi lagi konten-konten yang sekiranya bermanfaat bagi pembaca misalnya resep memasak, tips memasak agar enak, ataupun konten-konten yang berkaitan dengan keilmuan yang saya sedang tempuh yang tentunya berguna bagi teman-teman sesama mahasiswa ilmu komunikasi maupun bagi maba yang ingin berkuliah di prodi ilmu komunikasi. Selama setahun ini juga walaupun saya tidak bisa dikatakan sebagai pegiat konten kreator yang memiliki ribuan followers, namun saya juga telah membuat konten, baik itu tugas maupun memang karena hobby.Â
Oh iya saat semester dua kemarin saya berkuliah, saya dan teman-teman sekelas diberikan tugas individu oleh dosen bahasa inggris untuk membuat review tentang produk apapun yang kita gunakan dan juga membuat konten vlog. Saat itu saya memilih mereview produk skincare korea Laneige water sleeping mask. For Your Information, Laneige merupakan skincare yang berasal dari Korea yang diperuntukkan  untuk melembabkan kulit serta mencegah jerawat.
Produk ini pun diklaim dapat mengurangi produksi minyak berlebih di wajah meskipun berminyak namun produk ini dapat menetralisir banyaknya minyak di wajah yang tentunya menyebabkan jerawat. Selain itu pada saat penugasan membuat konten vlog, saat itu saya memilih vlog  mengenai "a day in my live goes to supermarket" jadi di vlog tersebut saya memang bersama keluarga saya pergi ke swalayan untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti beras, sabun mandi,  sabun cuci piring, detergen, pewangi pakaian,  makanan instan,  susu, telur,  bumbu dapur, buah-buahan, dan lain sebagainya.Â
Dalam konten tersebut memang saya tidak terlalu aktif berbicara bahasa inggris dikarenakan saat ini kemampuan bahasa inggris saya masih pasif sehingga menyulitkan saya dalam speaking. Namun untungnya saja dosen saya memakluminya. Agar konten vlog saya jelas dan penonton pun paham dengan apa yang saya vlog-kan, Â saya menggunakan subtitle bahasa inggris dibawah videonya agar memudahkan mereka yang menonton.
Di era saat ini, bahasa inggris merupakan bahasa yang sangat penting baik dalam lingkungan pergaulan, perkuliahan, bisnis dan lain sebagainya. Bahasa Inggris selalu terpakai dimanapun. Bahkan Bahasa Inggris menurut Wikipedia menduduki urutan ke-3 penutur terbanyak di dunia. Â Saya agak sedikit menyesal kenapa sampai saat ini saya masih belum lancar dalam berbahasa inggris, hingga saat ada tugas bahasa inggris, saya menjadi kewalahan sendiri. Hal tersebut dalam konten video saya dijadikan sebagai bahan evaluasi saya bila nantinya saya akan membuat vlog yang membawakan bahasa inggris lagi bahwa saya harus bisa memasuki level aktif dalam bahasa inggris karena dengan itu, akan lebih memudahkan saya dalam bahasa inggris dengan banyak belajar, menonton film dan mendengarkan podcast maupun musik dalam bahasa inggris. Bila nantinya saya bisa berbahasa inggris, maka pada saat membuat konten dalam bahasa inggris akan lebih luwes dan pastinya hal tersebut dapat memudahkan dalam membuat konten maupun hal yang berhubungan dengan perkuliahan maupun hal lainnya.
Baru kemarin saya secara tidak sengaja menginstall aplikasi SoundCloud lagi setelah sekian lama, terakhir saya bermain SoundCloud saat saya menduduki bangku SMP tepatnya di tahun 2014. Pada dasarnya memang saya memiliki hobby sedari kecil yaitu menyanyi namun suara saya sebenarnya tidak terlalu bagus namun saya suka sekali dengan menyanyi maka dari itu saya tuangkan hobby saya melalui SoundCloud.
Setelah tujuh tahun kemudian saya buka kembali postingan SoundCloud saya terakhir yang menyanyikan lagu Permintaan Hati dari Letto dan memang saya sedikit kaget karena meskipun yang memencet tombol like hanya 6 orang namun lagu yang saya cover telah diputar sebanyak 3.852 kali. Bagi sebagian orang hal tersebut memang biasa aja, namun bagi saya, hal tersebut menjadi luar biasa dengan modal hanya aplikasi soundcloud tanpa instrumen lagu dengan teknik vokal yang masih seadanya. Meskipun begitu, saya menjadi terpacu lebih semangat lagi dalam membuat konten yang membawa hobby saya dengan lebih banyak lagi belajar dan menambah pengetahuan tentang teknik dasar menyanyi, bagaimana agar bisa improvisasi lagu agar lagu lebih menarik saat dicover, menambahkan instrumen lagu yang sesuai dengan suara saya agar enak didengar hingga bagaimana caranya agar saya lebih percaya diri dalam membawakan sebuah lagu hingga saya juga tertarik belajar alat musik gitar agar mendukung pada saat saya menyanyi.
Selain itu saya mencari referensi penyanyi agar mendapatkan inspirasi dalam menyanyi. Biasanya saya mendapatkan referensi menyanyi dari kontestan Indonesian Idol seperti Lyodra Ginting, Tiara Andini, Ziva Magnolya, Mahalini Raharja, Anggi Marinto maupun Penyanyi yang bukan dari ajang pencarian bakat seperti Raisa, Rossa dan penyanyi Indonesia lainnya. Saya juga terkadang mencari referensi menyanyi dari para penyanyi Hollywood Ariana Grande, Billie Eilish, Dua Lipa tapi dari ketiganya saya lebih tertarik dengan Ariana Grande. Meskipun suaranya tergolong jenis suara sopran yang mampu menjangkau nada empat oktaf sedangkan saya memiliki suara alto namun hal terevaluasisebut bukan menjadi penghalang bagi saya karena saya tidak akan mungkin menyamakan suara saya bisa seperti Ariana Grande, namun ia menjadi salah satu inspirasi saya dalam menyanyi maupun bagaimana ia saat dihadapan kamera maupun bagaimana penampilan dia saat diatas panggung agar terlihat percaya diri, dan hal tersebut bisa dijadikan sebagai referensi saya agar saya tidak malu-malu bila dihadapan kamera maupun penampilan diatas panggung serta dengan seringnya saya mendengarkan lagu Ariana Grande maupun penyanyi Hollywood lainnya saya mendapatkan kosa kata baru bahasa inggris yang didapatkan dari mendengarkan lagu-lagu tersebut.
Selain itu saya juga jadi paham bagaimana cara pengucapan suatu kalimat yang benar agar terdengan seperti orang Amerika. Memang setiap negara memiliki aksen masing-masing dalam berbahasa inggris namun bila saya menyanyikan sebuah lagu Ariana Grande saya harus menyamakan pengucapan lagu tersebut dengan aksen aslinya sehingga orang-orang saat mendengarkan suara saya akan mengerti dan paham dengan apa yang saya nyanyikan selain saya juga harus paham dengan makna lagu yang saya nyanyikan. Bahwasannya dalam setiap membuat konten kita harus mengevaluasi konten yang telah kita buat. Selain mencari referensi agar konten kita jauh lebih baik daripada sebelumnya, kita juga harus menerima kritik dan saran  dari orang-orang agar konten kita kedepannya akan jauh lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H