Mohon tunggu...
Diah Simangunsong
Diah Simangunsong Mohon Tunggu... Pelaut - Memperpanjang langkah

Berjalanlah selagi masih punya kaki dan mata

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Twenty Five Twenty One

7 April 2022   19:28 Diperbarui: 7 April 2022   19:40 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Ini cerita tentang drama yang lagi hangat-hangatnya diperbincangkan

Ya seenggaknya di lingkungan gibahku ya hahha...

Drama ini menceritakan tentang kegigihan pemeran utamanya Na Hee Do dalam menggapai apa yang dia sebut mimpi sebagai seorang atlit Anggar Nasional.

Aku tidak akan membahas mengenai sinopsis, daftar pemain atau alur dari drama ini. Jadi kalau kamu mengharapkan demikian, maka kamu pantas kecewa 

Itu tidak akan aku lakukan ditulisan ini, mungkin kedepannya tapi gak janji yaa... karena aku baru selesai nonton episode ke-3 hahhaa....

Pada tulisan ini aku hanya ingin bercerita tentang apa yang aku rasakan saat aku selesai menonton episode 1 sampai 3.

Ada perasaan sesak didada saat adegen tokoh Baek Yi Jin mengejar bis ayahnya dan mengera berpelukan sama.

Disaat itu aku mengingat sosok ayah yang sering ku panggil Babe yang telah lama tak kusapa wajahnya, sosok Babe yang tak pernah bosan menjaga gadis kecilnya.

Sosok seorang Babe yang tak pernah absen mengelus kepala anaknya dengan lantunan doa sebelum anaknya pergi.

Sosok seorang Babe yang tegas dan selalu merasa dirinya paling benar.

Sosok seorang Babe tau apa yang diinginkan anak gadisnya.

Sosok seorang Babe yang mengajarkan tentang jiwa kokoh diperantauan.

Sosok seorang Babe yang selalu menceritakan tentang tempat-tempat yang pernah dia singgahi.

Sosok seorang Babe yang menumbuhkan mimpi keliling dunia.

Sosok seorang Babe yang tak pernah ada kata menyerah.

Sosok seorang Babe yang selalu bangga dengan pencapaian anak gadisnya.

Sosok seorang Babe yang selalu marah, marah, marah dan marah.

Sosok seorang Babe yang terus menganggap anak gadisnya seperti anak kecil.

Sosok seorang Babe yang saat ini aku rindukan, kemarin, hari ini dan seterusnya.

Hanya lantunan doa yang bisa menyapamu saat ini Babe dari anak gadismu yang saat ini melinangkan air matanya.

Bukan berarti anak gadisnya melupakan Babenya selama ini, namun lewat drama ini memori-memori bersama Babe seperti kaset yang sedang berputar saat melihat cuplikan Baek Yi Jin dan ayahnya.

Terima kasih twenty five twenty one

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun