Mohon tunggu...
Ghiyatsa Syifa
Ghiyatsa Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Semoga konten yang saya tulis dapat bermanfaat bagi teman-teman yang membaca.

Selanjutnya

Tutup

Film

Pandangan Khalayak Umum terhadap Serial Drama "Kupu-Kupu Malam"

6 Januari 2023   10:05 Diperbarui: 6 Januari 2023   10:06 2972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam penelitiannya, Palmgreen dan Rayburn menyimpulkan bahwa jika didorong oleh motivasi tertentu, pengguna media secara sadar akan mencari gratifikasi, tipe media, dan isi media atau program tertentu. Hal ini menyebabkan gratifikasi bisa diperoleh dari obyek tersebut sehingga para pengguna media dapat membentuk keyakinan atau melakukan evaluasi terhadap obyek media yang mereka pilih. Hal itu dapat mengarahkan perilaku pengguna media (Karman, 2013).

Anak-anak menjadi target yang luar biasa menjanjikan bagi industri pertelevisian di mana pun. Dengan datangnya internet, anak-anak memang sudah menjadi target menjanjikan. Kecepatan, sensitifitas dan besarnya informasi tidak terbendung lagi dan bisa langsung masuk ke wilayah private anak tanpa bisa diawasi orang tua (Karman, 2013). Inilah yang banyak dikhawatirkan para orang tua di Indonesia saat melihat trailer serial drama Kupu-Kupu Malam.

Sebagai khalayak aktif sudah semestinya kita dapat mencerna apa maksud dan tujuan dari drama tersebut, karena penilaian mengenai isi media hanya bisa dilakukan oleh Khalayak. Khalayak pada dasarnya ‘malas’ dan tidak kritis yaitu ‘Malas’ dalam arti bahwa kebanyakan dari mereka jarang melakukan crosschek atas informasi yang di-share di grup ketika informasi itu ‘memenuhi’ kebutuhannya dan sesuai dengan orientasi nilai atau ideologisnya. Sayangnya, informasi itu tidak selalu mengandung kebenaran meskipun terkesan bagus, disinilah media literasi atau digital literasi itu menjadi sedemikian penting, jauh lebih penting dibandingkan dengan ketika khalayak berhadapan dengan media konvensional. (Baru et al., 2016) jadi ada baiknya sebagai pengguna sosial media jangan mudah menerima issue-issue dengan cepat dan secara instan, kita harus pandai memilah dan bijak dalam bermedia.

Referensi :
Baru, M., Khalayak, V., Dan, A., & Media, U. L. (2016). K omunikas I. 01(02), 90–96.
Karman. (2013). Riset Penggunaan Media dan Perkembangannya Kini - Researches on Media Uses And Its Development. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 17(1), 103–121. http://dx.doi.org/10.31445/jskm.2013.170106

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun