Mohon tunggu...
Callista Ghita
Callista Ghita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Z Menjadi Penyumbang Terbanyak Angka Pengangguran di Indonesia

9 Juni 2024   20:20 Diperbarui: 9 Juni 2024   20:39 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia saat ini menghadapi tantangan ketenagakerjaan yang sangat serius, dengan peningkatan angka pengangguran yang signifikan. Pada Februari 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Mengatakan bahwa pada awal tahun ini angka pengangguran di Indonesia mencapai hampir 7,2 juta orang. Menariknya, data menunjukkan bahwa Gen Z, generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, menjadi kelompok utama yang menyumbang angka pengangguran di negara Indonesia. Apa yang menjadi faktor utama gen Z menjadi penyumbang angka pengangguran terbanyak di Indonesia?

1. Ketidaksesuaian Keterampilan dengan Kebutuhan Industri: Salah satu penyebab utama pengangguran Generasi Z adalah ketidaksesuaian keterampilan lulusan baru dengan kebutuhan industri. Banyak bisnis mengatakan sulit menemukan kandidat dengan soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, dan pemecahan masalah.
2. Perubahan Dinamika Pekerjaan: Revolusi industri 4.0 membawa perubahan besar ke dunia kerja, seperti digitalisasi dan otomatisasi. Meskipun dianggap sebagai generasi yang paling mahir dalam teknologi, Gen Z seringkali tidak siap untuk menghadapi perubahan yang cepat ini. Banyak pekerjaan tradisional sudah tidak ada lagi, sementara posisi baru yang memerlukan keterampilan khusus yang belum banyak dikuasai oleh para pencari kerja muda.

3. Pandemi COVID-19: Pandemi COVID-19 telah memengaruhi ekonomi dunia, termasuk Indonesia, dengan dampak yang bertahan lama. Industri ritel, pariwisata, dan perhotelan yang banyak menyerap tenaga kerja muda mengalami penurunan tajam. Meskipun ekonomi mulai pulih, kesempatan kerja di industri ini belum sepenuhnya normal. Ini membuat sulit bagi banyak Gen Z mendapatkan pekerjaan.
4. Kurangnya Pengalaman Kerja: Generasi Z adalah kelompok pekerja baru yang seringkali tidak memiliki pengalaman kerja yang dibutuhkan oleh pemberi kerja. Gen Z kesulitan bersaing karena banyak perusahaan lebih memilih karyawan yang sudah berpengalaman.

Permasalahan ini menimbulkan dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk ekonomi, sosial, dan psikologis. Salah satu dampak utama dari pengangguran adalah penurunan kesejahteraan masyarakat, yang berarti orang yang menganggur kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan rumah, serta akses ke layanan kesehatan dan pendidikan yang cukup. Jumlah kemiskinan yang lebih tinggi juga disebabkan oleh tingkat pengangguran yang tinggi, yang memperburuk ketimpangan ekonomi dan sosial. Beban sosial dan ekonomi pun meningkat bagi pemerintah, yang harus mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk program bantuan sosial, mengurangi anggaran untuk sektor penting lainnya. Selain itu, ketidakstabilan sosial dapat timbul akibat frustrasi dan ketidakpuasan masyarakat, meningkatkan risiko konflik, kriminalitas, dan kerusuhan yang mengganggu ketertiban umum. Dari sudut pandang ekonomi, pengangguran menghambat pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi tingkat produktivitas nasional dan daya beli masyarakat.

Dalam rangka mengurangi angka pengangguran di Indonesia khususnya untuk kalangan Generasi Z, perlu dilakukan beberapa Langkah yang dapat diambil untuk mengatasi permasahalan ini, yaitu:

1. Revitalisasi Sistem Pendidikan: Pemerintah harus merevitalisasi sistem pendidikan agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Untuk memastikan lulusan memiliki kemampuan yang relevan, ini termasuk memperbarui kurikulum, meningkatkan kemampuan guru, dan bekerja sama dengan industri.
2. Program Pelatihan dan Sertifikasi Keterampilan: Program pelatihan dan sertifikasi keterampilan dapat membantu Generasi Z menjadi lebih siap untuk bekerja. Keterampilan teknis dan soft skills seperti coding, analisis data, dan keterampilan manajemen dan komunikasi harus menjadi fokus pelatihan.
3. Dukungan untuk Kewirausahaan: Mendorong Gen Z untuk menjadi wirausahawan dapat membantu mengatasi pengangguran. Untuk membantu mereka memulai bisnis sendiri, pemerintah dan sektor swasta dapat menawarkan dukungan seperti pendampingan bisnis, akses ke modal, dan pelatihan kewirausahaan.

5. Program Magang dan Kerjasama Industri: Program magang yang efektif dapat memberikan pengalaman kerja nyata bagi Gen Z, meningkatkan keterampilan mereka, dan memudahkan transisi ke dunia kerja. Kerjasama antara lembaga pendidikan dan industri perlu ditingkatkan untuk menciptakan peluang magang yang lebih banyak dan relevan.

Dengan langkah-langkah tersebut, Indonesia dapat mengurangi angka pengangguran di kalangan Gen Z dan memastikan generasi muda dapat berkontribusi secara produktif terhadap perekonomian negara. Kolaborasi antara pemerintah, sektor pendidikan, dan industri sangat penting untuk mencapai tujuan ini.

Meningkatnya angka pengangguran Gen Z pada tahun 2024 akan menjadi masalah besar bagi Indonesia. Faktor-faktor utama termasuk ketidaksesuaian keterampilan, perubahan dalam dinamika pekerjaan, dampak pandemi, dan sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Meskipun dampak ekonomi dan sosial dari masalah ini sangat besar, Indonesia dapat mengatasi masalah ini dan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda untuk pembangunan yang berkelanjutan dengan mengambil langkah-langkah yang tepat seperti merevitalisasi pendidikan, membuka program pelatihan, mendukung kewirausahaan, dan membuka program magang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun