Transisi teknologi informasi tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi dan bisnis, tetapi juga memengaruhi aspek sosial dan budaya masyarakat. Salah satu perubahan yang signifikan adalah cara kita berinteraksi satu sama lain. Media sosial dan aplikasi pesan instan telah merubah cara orang berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial. Informasi kini tersebar begitu cepat, dan platform-platform digital seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia.
Namun, di sisi lain, kemudahan dalam berkomunikasi ini juga membawa dampak negatif. Fenomena "informasi berlebihan" atau "information overload" menjadi masalah yang semakin serius, di mana individu merasa kewalahan dengan jumlah informasi yang terus-menerus masuk setiap harinya. Hal ini juga memicu fenomena disinformasi atau berita palsu (hoax) yang dapat dengan mudah tersebar di dunia maya. Oleh karena itu, literasi digital menjadi semakin penting agar masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga mampu menyaring informasi yang benar dan bermanfaat.
Selain itu, transisi teknologi informasi juga telah mengubah budaya kerja. Konsep kerja jarak jauh (remote working) yang kini menjadi semakin populer berkat kemajuan teknologi komunikasi dan kolaborasi daring memungkinkan individu untuk bekerja dari mana saja. Meski menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, kerja jarak jauh juga mengharuskan perubahan dalam pola manajerial dan pendekatan terhadap keseimbangan kehidupan pribadi dan profesional. Tantangan terbesar adalah menjaga produktivitas dan kesejahteraan mental karyawan yang semakin terisolasi dalam lingkungan kerja digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H