Siapa sih yang tidak suka orang yang berpenampilan rapi?Â
Bagi kebanyakan orang penampilan adalah hal yang esensial. Diantara orang-orang itu, tak sedikit yang mengira berpenampilan rapi itu membutuhkan biaya yang mahal. Banyak juga yang menyangka berpenampilan menarik itu harus menggunakan barang-barang mewah. Nah, kalau masih ada yang berpikiran seperti ini yuk, kenalan dengan tren skinimalism dan minimalism!
Skinimalism merupakan istilah kecantikan yang mengedepankan penampilan natural dan kecantikan alami. Yang dimaksud dengan skinimalism dalam konteks kecantikan adalah mengurangi rutinitas perawatan kulit dan make up dan membiarkan wajah menggunakan riasan yang dipoles seadanya.Â
Sedangkan minimalism adalah gaya fashion dimana kita menggunakan atau memakai barang-barang yang hanya dianggap perlu saja. Menurut Marie Kondo, minimalisme adalah tentang menanggalkan yang tidak perlu dan hanya menyisakan hal-hal yang memberikan nilai dan makna. Mode minimalis berarti memiliki jumlah pakaian minimal di lemari pakaian yang terasa pas dan yang paling penting tetap membawa kegembiraan.
Platform media kreatif Pinterest sudah lama memprediksi bahwa tren skinimalism ini akan booming pada tahun 2022. Nyatanya, sejak dunia terdampak pandemi pada 2020 lalu, orang-orang mulai mengurangi kebutuhan konsumsinya demi mempertahankan aktivitas sehari-hari yang terhambat krisis. Saat itulah tren skinimalism semakin marak dibicarakan dan akhirnya booming pada pertengahan tahun 2021.Â
Sama sama mengusung tema "simplicity", minimalism dalam fashion bukanlah hal baru. Namun, bersamaan dengan meledaknya tren skinimalism, konsep fashion minimalisme pun ikut disorot. Di Indonesia sendiri, brand fashion yang mengusung tema minimalisme ada banyak sekali.Â
Pelopor-pelopor modest wear di Indonesia seperti Franka Soeria, Itang Yunaz, Ida Royani dan juga Dian Pelangi sudah mengembangkan fashion brand sendiri dan juga berkesempatan untuk menunjukkan karyanya dalam peragaan busana di berbagai kota di dunia.Â
Salah satu brand lokal yang paling menarik perhatian saya adalah THENBLANK. Memiliki konsep modest formal wear yang tidak jauh berbeda dengan para pelopor minimalisme di Indonesia membuat THENBLANK memiliki begitu banyak peminat.
Menargetkan pasar untuk kalangan wanita 18-40 tahunan, model pakaian yang mereka buat hampir seluruhnya hijab-friendly sehingga mereka berkesempatan menggaet konsumen yang lebih luas lagi. Kebanyakan desain produk yang mereka sajikan sangat sederhana namun juga sering diperlukan bagi khalayak ramai.
Hal ini pula yang membuat brand lokal ini menjadi salah satu brand lokal favorit saya karena selain desainnya yang timeless, kualitas yang terjamin, harga yang mereka keluarkan juga tergolong aman di kantong.
Dirintis pada 2012, THENBLANK juga mengalami banyak lika-liku perjalanan dan penyesuaian dalam memanfaatkan tren dan kesempatan. Berawal dari bisnis baju customized, Mutiara Kamila Athiya --founder dari THENBLANK-- akhirnya memulai clothing line dengan nama Blank A Wear yang akhirnya diubahnya menjadi THENBLANK.Â
Saat ini, Kamila dan THENBLANK sudah melakukan pengiriman produk hingga ke seluruh Asia Tenggara. Ia juga sudah mampu menjual 8-8.5 ribu produk tiap bulannya dan meluncurkan empat desain baru tiap bulannya. Dengan pencapaian sebesar itu, terbukti THENBLANK merupakan clothing line yang berkualitas dan dibuat sepenuhnya berasaskan fungsionalitas.Â
Harapan Kamila semoga clothing line ciptaannya ini dapat segera go international. Sedangkan harapan saya semoga THENBLANK ini dapat menjadi salah satu pelopor penting kuatnya tren minimalism di Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H