Mohon tunggu...
Ghina Safitri hidayani
Ghina Safitri hidayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengurangi Sampah Plastik: Wujudkan Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

4 September 2024   19:51 Diperbarui: 4 September 2024   20:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Latar Belakang


Di era serba instan seperti saat ini, penumpukan limbah plastik menjadi
permasalahan dunia yang sangat penting. Dalam konteks Tujuan Pembanguan
Berkelanjutan (SDGs), khususnya SGDs 12 yang berfokus pada konsumsi dan
produksi yang bertanggung jawab, pengurangan limbah plastik bukan hanya
penting, tetapi juga mendesak. Maraknya penggunaan plastik ini disebabkan oleh
keunggulannya. Plastik terbentuk dari molekul yang kuat, tahan lama, tahan air,
dan juga ringan. Plastik juga mudah didapat dan memiliki harga yang ekonomis
dibandingkan dengan bahan lain, sebab itulah plastik menjadi material vital yang
digunakan hampir seluruh penjual dan perusahaan.


Maraknya penggunaan plastik di Indonesia ini berdampak pada
penumpukan limbah plastik dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan
penghasil sampah terbanyak ke-5 di dunia. Di Indonesia, 12,54 juta ton dari 31,9
juta ton sampah merupakan sampah plastik. Selain itu, dalam setahun, masyarakat
Indonesia memakai 182,7 miliar kantong plastik dan menyumbang sekitar 40%
dari keseluruhan sampah plastik.

 

Dampak Buruk Limbah Plastik terhadap Lingkungan dan Kesehatan

1. Pencemaran air: Semua rupa dari limbah plastik dapat mencemari
perairan, baik yang utuh maupun tidak. Zat kimia berbahaya dari plastik
ini dapat meracuni makhuk hidup yang tinggal disekitarnya. Lebih
buruknya, apabila racun sudah mengontaminasi hewan laut seperti ikan
dan burung, maka besar kemungkinannya racun tersebut akan memasuki
tubuh manusia dan membahayakan kesehatan.


2. Pencemaran tanah: Partikel-partikel dari plastik dari proses penguraian
plasttik dapat mengontaminasi tanah dan akan menempel pada tumbuhan.
Pada akhirnya, mikroplasik akan memasuki tubuh manusia melalui
tumbuhan. 3. Pencemaran udara: Seiring dengan peningkatan sampah plastik,
pembakaran plastik pun ikut meningkat. Plastik mengandung logam berat
dan bifenil poliklorinasi yang dapat mengakibatkan pencemaran udara.


4. Kesehatan manusia: Seperti yang sudah dirinci diatas, penumpukan
sampah plastik menyebabkan terkontaminasinya manusia oleh
mikroplastik. Plastik mengandung senyawa kimia berbahaya yang dapat
menyebabkan kanker, kerusakan organ, gangguan pertumbuhan, gangguan
pernapasan dan serta gangguan pada sistem saraf.


5. Ekonomi: Plastik merupakan salah satu material yang murah dan dapat
diandalkan oleh setiap pelaku ekonomi. Namun, penggunaan plastik
berlebihan juga menyebabkan kerugian ekonomi misalnya, biaya
pembersihan yang bertambah dan pencemaran lingkungan yang
menyebabkan tempat rekreasi tidak lagi menarik, dan berkurangnya hasil
tangkap nelayan.


Mengurangi sampah plastik melalui konsumsi yang bertanggung jawab


Salah satu cara untuk menerapkan konsumsi yang bertanggung jawab
adalah perubahan pola konsumsi itu sendiri. Penumpukan sampah plastik juga
disebabkan oleh pengguna plastik yang sangat banyak, maka dari itu konsumen
memiliki peran yang besar untuk mengurangi penggunaan plastik. Apabila
konsumen berhenti menggunakan plastik, maka permintaan akan produk-produk
plastik akan berkurang. Membawa tas yang dapat dipakai ulang, membawa botol
air sendiri, dan memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan adalah langkah
kecil yang akan menjadi perubahan besar dalam mengurangi tumpukan sampah
plastik.


Kesadaran konsumen tentang dampak negatif dan pentingnya mengurangi
penggunaan plastik perlu ditingkatkan melalui edukasi. Gerakan zero waste lifestyle
semakin populer sebagai bagian dari konsumsi yang bertanggung jawab. Zero waste
lifestyle adalah gaya hidup yang menuntut kita untuk berupaya mengurangi atau
bahkan berhenti mengonsumsi dan memproduksi produk yang tidak dapat dipakai
ulang atau tidak ramah lingkungan.

Terdapat 5 prinsip dalam zero waste lifestyle:

1. Refuse (Menolak): Menolak menerima barang-barang yang tidak
ramah lingkungan
2. Reduce (Mengurangi): Mengurangi konsumsi barang-barang yang
tidak ramah lingkungan serta berpotensi menjadi sampah.
3. Reuse (Menggunakan kembali): Menggunakan kembali barang-
barang yang sudah dimiliki seperti tumblr dan tas kain.
4. Recycle (Mendaur ulang): Mendaur ulang limbah yang tidak bisa
dihindari.
5. Rot (Membusukkan sampah): Pengomposan sampah organik.


Peran Industri dalam Produksi yang Bertanggung Jawab


Selain konsumen, produsen juga memiliki peran yang besar dalam
mengurangi sampah plastik. Perusahaan memiliki tanggung jawab atas siklus
produk mereka, termasuk pengelolaan sampah pascakonsumsi.

Berikut cara-cara yang dapat dilakukan produsen dalam menciptakan sistem produksi yang lebih
sirkular:


1. Penggunaan bahan baku berkelanjutan: perusahaan dapat beralih dari
bahan baku plastik ke bahan baku yang lebih berkelanjutan seperti serat
bambu atau kapas organik.
2. Pengelolaan limbah yang efektif: Meminimalisasi limbah produksi agar
tidak terjadi penimbunan limbah plastik dan mendaur ulang limbah produksi
seperti potongan kain untuk di produksi kembali.
3. Pengurangan penggunaan plastik: Menggunakan kemasan yang ramah
lingkungan dengan mengguakan plastik yang dapat didaur ulang dan
menggunakan kemasan yang dapat terurai secara hayai seperti kertas atau
karton.
4. Inovasi produk yang berkelanjutan: Mengembangkan produk yang tahan
lama dan dapat diperbaiki sehingga konsumen tidak perlu membelinya
berulang-ulang kali.

Kesimpulan


Mengurangi sampah plastik adalah langkah yang penting dalam
mewujudkan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, sesuai dengan
tujuan SDG 12. Tantangan ini memerlukan kolaborasi antara konsumen,
indsutri, dan pemerintah. Sebagai konsumen, kesadaran tentang dampak buruk
penumpukan limbah plastik perlu ditingkatkan demi masa depan yang lebih
berkelanjutan. Begitu pula komitmen industri untuk berinovasi dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan. Tidak kalah penting, dukungan pemerintah untuk
mendukung perubahan menjadi planet yang bebas dari limbah plastik juga
diperlukan. Dengan komitmen bersama, kita dapat wujudkan dunia yang lebih
sehat serta lebih berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun