Mohon tunggu...
ghinarahadatulfauziah
ghinarahadatulfauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haloo semuaa! Saya Ghina Rahadatul Fauziah Mahasiswi dari Universitas Negeri Padang. Enjoy reading everyone!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan Harus Beradaptasi di Era Revolusi 4.0?

25 Desember 2024   23:21 Diperbarui: 25 Desember 2024   23:29 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis 1: Ghina Rahadatul Fauziah


Penulis 2: Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd. M.H.


Penulis 3: Atri Waldi, M.Pd

Kita saat ini berada pada tahap revolusi industri yang telah mulai merubah cara hidup, cara bekerja, dan cara kia berhubungan antara satu sama lain. Dalam skala, cakupan dan kompleksitas, adanya revolusi ini mengakibatkan suatu transformasi yang jauh berbeda dengan revolusi-revolusi sebelumnya. Sehingga perlu direspon oleh semua kalangan pemangku kepentingan mulai dari kalangan publik sampai dengan akademisi maupun masyarakat umum. Sejauh ini telah terjadi beberapa kali revolusi industri dalam sejarah umat manusia, dimulai dengan revolusi industri pertama dimana perusahaan dapat meningkatkan produksinya setelah ditemukan mesin uap dan tenaga air. Dan pada akhirnya sampailah kita saat ini pada Revolusi Industry 4.0 yang basisnya adalah revolusi industri ketiga dan dengan karakteristik pudarna batas antara ranah fisik, digital dan biologi.

Konsep dari Revolusi Industry 4.0 yang selanjutnya disingkat menjadi RI 4.0 didedifinisikan sebagai perubahan yang revolusioner berbasiskan berbagai teknologi terkini. Revolusi ini ditandai dengan munculnya cyber-physical-system, Internet of Thing (IoT), Big Data, dan aneka layanan memanfaatkan IT. Selain itu RI 4.0 dapat dikatakan sebagai perubahan revolusioner yang terjadi ketika Teknologi Informasi diterapkan pada semua Industri. Era ini merupakan perkembangan teknologi yang mengubah cara manusia hidup dan bekerja adapun teknologi yang digunakan adalah: Artificial Intelligence (Ai), Internet of Things (IoT), dan lain lainnya.

 Era 4.O yang ditandai dengan kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar pada segala aspek kehidupan.Dimana dunia kini semakin terhubung melalui berbagai ruang berbasis digital, dimana interaksi tidak lagi terbatas dengan adanya lingkungan fisik. Dan juga dimana pada era ini telah memainkan peran kuncinya masing-masing dalam kehidupan kita sehari-hari. Jadi dengan adanya transfirmasi digital ini tidaklah hanya mengubah cara kita dalam bekerja dan berkomunikasi namun juga bagaimana cara kita memahami peran kita sebagai warga negara. Sehingga dalam membentuk identitas dan tanggung jawab kita sebagai warga negara, adanya Pendidikan Kewarganegaraan sudah seharusnya menjadi garda terdepan yang berperan penting dalam hal ini, sayangnya masih saja kerap kali tertinggal dalam merespons perubahan ini. Karena apabila hanya berpatok pada kurikulum yang ada, hal tersebut masih belum relevan dengan kebutuhan generasi muda yang tumbuh di tengah gempuran teknologi saat ini. Oleh sebab itu, penting untuk menyoroti dan membahas lebih dalam lagi terkait mengapa dan bagaimana Pendidikan Kewarganegaraan harus beradaptasi agar tetap relevan di era modern saat ini

Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan di Era 4.0

Di tengah era digital, berbagai tantangan baru pun muncul sehingga hal ini mempengaruhi cara warga negara dalam memahami dan mengemban peran dan tanggung jawabnya. Salah satunya adalah di era media sosial saat ini telah banyak menciptakan polarisasi masyarakat yang lebih tajam lagi. Dimana algoritma platform digital sering kali menciptakan suatu bubble effect, di mana individu hanya terpapar informasi yang hanya sesuai dengan pandangan mereka, sehingga hal ini mengurangi pemahaman personal terhadap sudut pandang lain. Selanjutnya, maraknya penyebaran hoax yaitu berita-berita palsu yang dimana hal ini biasa dilakukan oleh oknumyang bernama netizen di social media. Selain itu juga terdapat misinformasi yang juga saat ini kerap kali menjadi tantangan serius yang telah kita hadapkan saat ini. Sampai detik ini masih banyak warga negara yang masih sulit membedakan informasi yang valid dan tidak valid, terutama Gen Z pada saat ini kerap kali kita menyebutnya. Hal ini tentu saja mengecam penguatan nilai-nilai ebangsaan yang seharusnya sudah ditanamkan dan menjadi suatu inti dan makna dari Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri.

Kemudian selanjutnya tantangan yang dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran warga negara terkhususnya siswa pada saat ini yang tidak memahami hak dan kewajiban mereka di dunia digital seperti bagaimana seharusnya beretika berinternet, perlindungan data pribadi dan lain halnya. Hal ini dapat mengakibatkan beberapa individu rentan terhadap eksploitasi digital dan konflik di dunia nyata.

Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan Perlu Beradaptasi?

Pendidikan kewarganegaraan haruslah dan sangat penting untuk beradaptasi dalam era Revolusi Industri 4.0 pada zaman sekarang agar dapat menjadi panduan atau acuan untuk menjawab tantangan yang kerap kali dihadapi oleh generasi muda pada era saat ini. Dan dalam hal ini Pendidikan Kewarganegaraan juga ikut memegang peranan penting dalam membangun jiwa kebangsaan generasi muda. Sangat penting untuk memastikan bahwa generasi muda memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai kebangsaan, identitas nasional, partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik, sertarasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara. Dan terkhusunya di era globalisasi saat ini dan juga adanya perkembangan teknologi informasi, sangatlah penting bagi generasi muda untuk memahami kewarganegaraan digital yang mencakup hak dan kewajiban pengguna internet. Mereka harus menyadari atas hak dan tanggung jawab mereka saat menggunakan media sosial, berpartisipasi dalam debat publik, dan menjaga integritas informasi. Pendidikan Kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman tentang etika digital, privasi, keamanan dan pentingnya memberikan dampak positif di dunia maya. Dari sudut pandang generasi muda, pentingnya pendidikan kewarganegaraan semakin ditekankan. Generasi muda adalah agen perubahan yang kuat, dan dengan pendidikan kewarganegaraan yang baik. mereka dapat menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sadar akan hak dan tanggung jawabnya terutama di era kemajuan teknologi di zaman sekarang serta memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembangunan nasional.

Strategi Adaptasi Pendidikan Kewarganegaraan di Era 4.0

Pendidikan Kewarganegaraan harus mengalami transformasi yang signifikan untuk relevansinya dengan kebutuhan generasi muda di era 4.0. Generasi pelajar saat ini tumbuh dalam sebuah ekosistem atau lingkungan yang disekelilingnya dipenuhi oleh teknologi digital, di mana kehidupan sehari-hari mereka tidak dapat terpisahkan dari internet, media sosial, dan lainnya. Oleh karenanya diperlukan beberapa strategi yang harus dilakukan dalam adaptasi Pendidikan Kewarganegaraan di Era 4.0 yang berfokus pada kebutuhan serta tantangan yang dihadapi.Pendekatan ini penting karena generasi muda saat ini adalah calon pemimpin masa depan, dan bagaimana mereka memahami peran sebagai warga negara sangat dipengaruhi oleh teknologi. 

Dalam hal ini strategi adaptasi dibuat khusus unuk generasi muda saat ini dan mendatang yang merupakan menjadi bagian dari masyarakat yang paling rentan terhadap perubahan di era digital. Jika dalam hal ini Pendidikan Kewarganegaraan tidak relevan dengan kehidupan mereka, maka pembelajaran nantinya hanya akan menjadi teori yang diabaikan. Jadi diperlukan untuk memanfaatkan teknologi, memperkuat literasi digital, dan menciptakan pembelajaran yang interaktif, siswa dapat memahami peran mereka sebagai warga negara dengan cara yang lebih bermakna. Selain itu melalui adaptasi ini, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan global, seperti hoax, polarisasi masyarakat, dan konflik digital. Mereka tidak hanya menjadi warga negara yang baik di dunia nyata tetapi juga di dunia maya, demi menciptakan generasi yang tidak hanya paham teknologi tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.

  • Adapun strategi adaptasi yang pertama adalah dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal dalam pembelajaran. Guru tidak hanya menyampaikan materi secara konvensional namun juga menggunakan berbagai media digital untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan interaktif. Dan juga simulasi berbasis teknologi dapat membantu siswa memahami konsep abstrak seperti proses demokrasi, pengambilan keputusan, atau konflik sosial dengan lebih nyata.
  • Strategi yang kedua adalah memperkuat kembali pengajaran kewarganegaraan digital yang juga menjadi salah satu aspek yang sangat relevan di era 4.0. Dalam hal ini guru dapat memberikan penekanan khusus pada literasi digital, yang meliputi kemampuan siswa untuk memverifikasi informasi, melindungi data pribadi, dan memahami aturan hukum yang berlaku di dunia maya. Saat ini banyak siswa tidak menyadari bahwa aktivitas mereka di internet juga merupakan salah satu perannya sebagai warga negara. Dengan adanya pengajaran kewarganegaraan digital ini, siswa diajarkan untuk lebih bertanggung jawab saat menggunakan internet, seperti tidak menyebarkan hoakx, memahami pentingnya menjaga privasi, dan saling menghormati etika komunikasi di media sosial.
  • Kemudian strategi selanjutnya adalah dengan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah. Pendidikan karakter tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri, tetapi juga diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun