Mohon tunggu...
GHINA KHAIRUNNAJAH
GHINA KHAIRUNNAJAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA| PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010167

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, katatidha, Kalabendhu dan Fenomena Korupsi di Indonesia

29 Oktober 2024   22:29 Diperbarui: 29 Oktober 2024   22:29 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalatidha merupakan salah satu karya paling terkenal dari Raden Ngabehi Ranggawarsita, seorang pujangga terkemuka di Jawa pada abad ke-19. Karya ini ditulis dalam bentuk puisi yang menggabungkan elemen prosa dengan struktur puitis, menciptakan nuansa yang mendalam dan reflektif. Dalam Serat Kalatidha, Ranggawarsita mengangkat tema besar seperti waktu, perubahan, dan ketidakpastian yang dialami oleh manusia.

Pada masa penulisan Kalatidha, masyarakat Jawa mengalami transformasi besar akibat pengaruh kolonial Belanda. Perubahan sosial yang cepat ini menyebabkan ketidakpastian dan krisis identitas di kalangan masyarakat. Dalam karya ini, Ranggawarsita memanfaatkan simbolisme yang kaya untuk menggambarkan bagaimana individu perlu memahami dan menghadapi perubahan yang terus berlangsung. Ia menekankan pentingnya kesadaran terhadap waktu dan perlunya adaptasi terhadap situasi yang berubah.

Dalam Kalatidha, Ranggawarsita menyampaikan pandangan filosofisnya mengenai perjalanan hidup manusia yang sering terjebak dalam siklus waktu. Karya ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana mereka seharusnya menjalani hidup dengan bijaksana dan menemukan makna di tengah ketidakpastian. Dengan gaya bahasa yang puitis, ia berhasil menyampaikan kegelisahan dan harapan masyarakat pada saat itu, menjadikannya sebagai cerminan yang relevan dari kondisi sosial dan budaya.

3. Kalabendhu

Kalabendhu adalah karya monumental lainnya dari Raden Ngabehi Ranggawarsita yang secara khusus membahas tema kehidupan, kematian, dan spiritualitas. Dalam Serat Kalabendhu, Ranggawarsita mengupas siklus kehidupan manusia, menjelaskan bagaimana setiap individu harus menghadapi kenyataan hidup dan kematian yang tak terhindarkan. Karya ini menyoroti hubungan antara dunia material dan spiritual, serta pentingnya keseimbangan antara keduanya dalam perjalanan hidup.

Dalam Kalabendhu, Ranggawarsita menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah fase sementara. Ia mengajak pembaca untuk menyadari bahwa terdapat dimensi yang lebih dalam di luar kehidupan fisik. Dengan simbol-simbol dan metafora yang kuat, ia membahas bagaimana masyarakat sering terjebak dalam pencarian kesenangan duniawi, sementara nilai-nilai spiritual sering kali diabaikan.

Ranggawarsita berusaha menunjukkan bahwa untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang diri dan kehidupan, seseorang perlu merenungkan makna keberadaan mereka. Karya ini sangat penting dalam memahami tradisi dan kepercayaan Jawa mengenai siklus hidup dan kematian, serta nilai-nilai moral yang mendasari tindakan individu. Dengan demikian, Kalabendhu tidak hanya sekadar karya sastra, tetapi juga merupakan sebuah petunjuk yang menginspirasi orang untuk menjalani hidup dengan kesadaran yang lebih tinggi.

Fenomena Korupsi di Indonesia

Fenomena korupsi di Indonesia adalah penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang oleh individu atau kelompok, untuk memberantas korupsi di Indonesia dilakukan berbagai lembaga yang memiliki kewewenangan untuk menyelidiki dan menuntut kasus korupsi serta melibatkan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya integrasi

Mengapa Korupsi menjadi masalah serius?

Korupsi dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga publik. Ketika warga melihat bahwa pejabat publik lebih memprioritaskan kepentingan pribadi ketimbang kesejahteraan masyarakat, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan, apatisme, atau bahkan tindakan protes. Kepercayaan antara rakyat dan pemerintah sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial dan politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun