Mohon tunggu...
GHINA KHAIRUNNAJAH
GHINA KHAIRUNNAJAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA| PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010167

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Sarjana dan Menciptakan Etika Kebahagiaan Menurut Aristoteles

9 Oktober 2024   23:10 Diperbarui: 10 Oktober 2024   03:27 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep "jalan tengah" Aristoteles sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi sarjana sering kali menuntut komitmen waktu dan tenaga yang besar, tetapi penting untuk menemukan keseimbangan antara studi, pekerjaan, dan kehidupan pribadi. Aristoteles mengingatkan kita bahwa kebajikan terletak di antara dua ekstrem. 

Misalnya, terlalu banyak bekerja dapat menyebabkan kelelahan dan stres, sedangkan terlalu sedikit bekerja dapat menyebabkan kemalasan dan ketidakpuasan. Oleh karena itu, menemukan keseimbangan antara kehidupan akademik dan personal adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan.

      3.Menggunakan Rasionalitas dalam Pengambilan Keputusan

Aristoteles percaya bahwa kebahagiaan tercapai melalui penggunaan akal budi. Sebagai sarjana, penting untuk menggunakan kemampuan berpikir kritis dan analitis dalam pengambilan keputusan. 

Ini bisa mencakup segala hal, mulai dari memilih karier yang sesuai dengan nilai-nilai dan minat pribadi hingga mempertimbangkan dampak dari keputusan etis dalam pekerjaan dan kehidupan.

 Penggunaan rasionalitas membantu seorang sarjana untuk mengambil keputusan yang seimbang dan bijaksana, yang pada akhirnya mengarah pada kehidupan yang lebih memuaskan.

      4.Berorientasi pada Tujuan yang Lebih Besar

Salah satu ajaran kunci Aristoteles adalah bahwa kebahagiaan terletak dalam pencapaian tujuan tertinggi atau telos. Bagi seorang sarjana, ini berarti bahwa gelar akademik bukanlah tujuan akhir, tetapi alat untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam kehidupan, seperti berkontribusi kepada masyarakat, meningkatkan kualitas hidup, atau menemukan kebenaran. 

Dengan berorientasi pada tujuan yang lebih besar, seorang sarjana dapat menemukan makna dan kepuasan yang lebih dalam daripada sekadar mengejar kesuksesan materi.

      5.Keterlibatan dalam Komunitas

Aristoteles juga menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial, dan kebahagiaan hanya dapat dicapai dalam konteks kehidupan bersama dengan orang lain. Bagi seorang sarjana, ini berarti pentingnya berpartisipasi dalam komunitas akademik, profesional, dan sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun