Mohon tunggu...
Ghina Aufa Maulida
Ghina Aufa Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Saya suka menulis, mewarnai, bercerita kepada khalayak umum, dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengenal Diri Melalui Pandangan Hurlock: Antara Konsep Diri Positif dan Negatif

16 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 16 Desember 2024   14:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara bersama salah satu peserta didik SMA Triguna Utama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Apa itu Konsep Diri?

Konsep diri menurut Hurlock (2005) adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang diimiliki orang tentang diri mereka sendiri seperti, karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi. Pola pembentukan konsep diri seseorang pada dasarnya terbentuk melalui proses belajar dalam interakasinnya dengan lingkungan sosial. Perubahan yang dimulai dengan perubahan fisik, seperti merasa aneh dan berbeda dengan orang lain, menyebabkan ketidakpuasan diri, yang menunjukkan penolakan terhadap keadaan diri sendiri. Keadaan inilah yang memengaruhi pembentukan konsep diri seseorang. Keadaan konflik yang dialami seseorang memungkinkan seseorang menunjukkan bagaimana konsep dirinya. 

Dengan kata lain, orang berusaha untuk menemukan identitasnya diri mereka dan mencoba hal-hal baru untuk menemukan dirinya sendiri. Apabila individu tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri dan menyesuaikan diri dengan tugas-tugas perkembangan seperti individu lain pada umumnya, maka ia akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan konsep dirinya (Hurlock, 1997). Kemudian, Hurlock mengemukakan dua tingkatan konsep diri yaitu, konsep diri positif dan konsep diri negatif.

 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memberikan panduan dalam menggali data melalui wawancara. Peneliti melakukan wawancara  secara mendalam dengan melibatkan seorang peserta didik bernama Nardina Widha Haniyah berusia 15 tahun, dan sekarang ia duduk di bangku kelas 10 SMA Triguna Utama Syarif Hidayatullah Jakarta bertempat di Ciputat, Tangerang Selatan.

Hasil dan Pembahasan

1. Konsep Diri Positif

 Hurlock (1997) mengemukakan ciri dari konsep diri positif, yaitu individu mengembangkan sifat-sifat seperti percaya diri, menghargai diri sendiri, dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realistis. Kemudian, menilai hubungan orang lain secara tepat dan ini menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang baik. Berikut ini hasil wawancara dan disimpulkan menggunakan pandangan Hurlock:

a) Kemampuan berinteraksi mencerminkan keberhasilan individu dalam hubungan sosial. Pengakuan dari orang lain membantu membangun konsep diri yang positif, seperti yang telah diungkapkan oleh Nardina bahwa ia mampu berinteraksi dan mudah bergaul dengan siapa saja. Tetapi, terkadang individu merasa tidak kompeten dalam mengambil suatu keputusan dan dengan rasa ketidakpercayaanya itu membuat Nardina tidak nyaman dengan lingkungannya. 

Nardina merasa dihargai keberadaanya diterima dan disukai ketika lawan bicaranya itu terbawa have fun, hal ini memperkuat persepsi positif terhadap dirinya. Namun, berkat lingkungannya yang baik dan ramah membuat Nardina untuk selalu optimis dalam menghadapi tantangan besar dalam hidupnya. Menurut Hurlock, lingkunganyang mendukung memberikan penguatan positif, memotivasi individu untuk tetap optimis. Optimisme adalah bagian dari konsep diri positif, yang memungkinkan seseorang melihat peluang meskipun dalam situasi sulit. 

b) Nardina juga menjelaskan bahwa ia menyelesaikan konflik tanpa marah berlebihan dan menanganinya dengan kepala dingin. Menurut Hurlock mengelola emosi secara bijaksana menunjukkan kemampuan untuk memahami diri sendiri dan situasi. Sikap ini mencerminkan konsep diri positif, di mana individu percaya pada kemampuannya menyelesaikan masalah tanpa merusak hubungan. Ia juga memandang diri sendiri secara positif bahkan ketika menghadapi kekurangan, bangga dengan pencapaian selama ini, mengambil pelajaran dari kegagalan seperti nilai buruk dalam ujian dengan memperbaiki pola belajar untuk ke depannya. 

c) Menganalisis kritikan dari teman untuk memastikan apakah itu baik atau buruk baginya. Hurlock (1997), individu dengan konsep diri positif mampu menyaring kritik secara obyektif dan menjadikannya sebagai sarana untuk evaluasi diri. Lalu, seperti apa yang telah dikatakan Nardina bahwa ia tidak ada tekanan atau tuntunan dari orang tua dalam melakukan apapun itu.  

Dapat disimpulkan bahwa Hurlock menekankan konsep diri yang positif tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, tetapi juga oleh lingkungan sosial yang mendukung dan cara individu merespons situasi. Individu yang memiliki konsep diri positif lebih percaya diri, menerima kenyataan, dan mampu menjalani hidup dengan optimis.

2. Konsep Diri Negatif

Menurut Hurlock (1997) mengemukakan ciri dari konsep negatif, yaitu individu akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Merasa ragu dan kurang percaya diri, hal ini akan menimbulkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk. 

a)  Nardina merasa tidak mampu bertindak dengan cepat atau sigap, seringkali mengalami kesulitan dalam mengembangkan keyakinan pada kemampuan dirinya. Pandangan ini dapat mengarah pada rasa tidak mampu dan perasaan negatif terhadap diri sendiri. Nardina juga merasa tidak diterima ketika berbicara asal ceplos atau spontan tanpa berfikir. 

b) Kurangnya kepercayaan diri akan berdampak dan menghambat individu untuk mencoba hal-hal baru, termasuk berkompetensi dalam lomba atau mencari prestasi. Menurut Hurlock, ketika seseoranng merasa dirinya tidak mampu atau tidak layak, ia cenderung menghindari peluang untuk meraih prestasi mengarah pada penguatan konsep diri yang negatif. Nardina juga mengatakan bahwa ia jarang mendapatkan prestasi dan jarang mengikuti perlombaan karena rasa kuurang percaya pada diri sendirinya itu dan merasa temannya layak untuk mendapatkan prestasi tersbut. 

c) Reaksi negatif terhadap kritik, baik dari teman maupun guru menunjukkan bahwa individu sangat peka terhadap penilaian eksternal. Hurlock menjelaskan bahwa orang dengan konsep diri negatif cenderung merasa terluka dan tertekan oleh kritik, bahkan jika itu konstruktif. Mereka mungkin merasa bahwa kritik tersebut merendahkan nilai dirinya, bukan sebagai kesempatan untuk berkembang atau belajar. Begitu pun selaras dengan apa yang telah dikatakan Nardina bahwa ia merasa sedih ketika mendapatkan kritikan dari gurunya maupun dari teman sekelasnya, jika kritikan tersebut bersifat tidak baik baginya. 

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa pembentukan konsep diri terus berkembang sejalan dengan perkembangan individu. Proses polapembentukkan konsep diri sendiri dipengaruhi oleh penerimaan orang lain terhadap dirinya serta proses belajar dalam interaksinya dalam lingkungan sosial di sekitarnya. Cara seseorang meningkatkan konsep dirinya adalah dengan mengarahkan tingkah lakunya sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi yang positif dari orang-orang di sekitarnya dan mereka dapat berpikir lebih positif tentang diri mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun