b) Nardina juga menjelaskan bahwa ia menyelesaikan konflik tanpa marah berlebihan dan menanganinya dengan kepala dingin. Menurut Hurlock mengelola emosi secara bijaksana menunjukkan kemampuan untuk memahami diri sendiri dan situasi. Sikap ini mencerminkan konsep diri positif, di mana individu percaya pada kemampuannya menyelesaikan masalah tanpa merusak hubungan. Ia juga memandang diri sendiri secara positif bahkan ketika menghadapi kekurangan, bangga dengan pencapaian selama ini, mengambil pelajaran dari kegagalan seperti nilai buruk dalam ujian dengan memperbaiki pola belajar untuk ke depannya.Â
c) Menganalisis kritikan dari teman untuk memastikan apakah itu baik atau buruk baginya. Hurlock (1997), individu dengan konsep diri positif mampu menyaring kritik secara obyektif dan menjadikannya sebagai sarana untuk evaluasi diri. Lalu, seperti apa yang telah dikatakan Nardina bahwa ia tidak ada tekanan atau tuntunan dari orang tua dalam melakukan apapun itu. Â
Dapat disimpulkan bahwa Hurlock menekankan konsep diri yang positif tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, tetapi juga oleh lingkungan sosial yang mendukung dan cara individu merespons situasi. Individu yang memiliki konsep diri positif lebih percaya diri, menerima kenyataan, dan mampu menjalani hidup dengan optimis.
2. Konsep Diri Negatif
Menurut Hurlock (1997) mengemukakan ciri dari konsep negatif, yaitu individu akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Merasa ragu dan kurang percaya diri, hal ini akan menimbulkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk.Â
a) Â Nardina merasa tidak mampu bertindak dengan cepat atau sigap, seringkali mengalami kesulitan dalam mengembangkan keyakinan pada kemampuan dirinya. Pandangan ini dapat mengarah pada rasa tidak mampu dan perasaan negatif terhadap diri sendiri. Nardina juga merasa tidak diterima ketika berbicara asal ceplos atau spontan tanpa berfikir.Â
b) Kurangnya kepercayaan diri akan berdampak dan menghambat individu untuk mencoba hal-hal baru, termasuk berkompetensi dalam lomba atau mencari prestasi. Menurut Hurlock, ketika seseoranng merasa dirinya tidak mampu atau tidak layak, ia cenderung menghindari peluang untuk meraih prestasi mengarah pada penguatan konsep diri yang negatif. Nardina juga mengatakan bahwa ia jarang mendapatkan prestasi dan jarang mengikuti perlombaan karena rasa kuurang percaya pada diri sendirinya itu dan merasa temannya layak untuk mendapatkan prestasi tersbut.Â
c) Reaksi negatif terhadap kritik, baik dari teman maupun guru menunjukkan bahwa individu sangat peka terhadap penilaian eksternal. Hurlock menjelaskan bahwa orang dengan konsep diri negatif cenderung merasa terluka dan tertekan oleh kritik, bahkan jika itu konstruktif. Mereka mungkin merasa bahwa kritik tersebut merendahkan nilai dirinya, bukan sebagai kesempatan untuk berkembang atau belajar. Begitu pun selaras dengan apa yang telah dikatakan Nardina bahwa ia merasa sedih ketika mendapatkan kritikan dari gurunya maupun dari teman sekelasnya, jika kritikan tersebut bersifat tidak baik baginya.Â
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa pembentukan konsep diri terus berkembang sejalan dengan perkembangan individu. Proses polapembentukkan konsep diri sendiri dipengaruhi oleh penerimaan orang lain terhadap dirinya serta proses belajar dalam interaksinya dalam lingkungan sosial di sekitarnya. Cara seseorang meningkatkan konsep dirinya adalah dengan mengarahkan tingkah lakunya sedemikian rupa sehingga menimbulkan reaksi yang positif dari orang-orang di sekitarnya dan mereka dapat berpikir lebih positif tentang diri mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H