Kampus Mengajar merupakan bagian dari program MBKM. Program ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa kesempatan belajar dan pengembangan diri melalui aktivitas di luar perkuliahan. Program Kampus Mengajar merupakan lanjutan dari Program Kampus Mengajar yang bertujuan memberikan solusi bagi sekolah yang terdampak pandemi Covid-19. Program ini memberdayakan mahasiswa yang domisili sekitar wilayah sekolah untuk membentuk guru dan civitas akademika di sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran di tengah situasi pandemi Covid-19.Â
Kampus Mengajar bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan beragam keahlian dan keterampilan dengan menjadi mitra guru dan sekolah dalam pengembangan model pembelajaran, menumbuhkan kreativitas serta inovasi dalam pembelajaran sehingga berdampak pada penguatan pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah.
Bagi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) munculnya kebijakan dari Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi klik dengan program KKN LPPM UPI mahasiswa keguruan. Selain membantu guru di sekolah, mahasiswa juga akan mendapatkan teaching experience selama melaksanakan program mengajar di sekolah.Â
Keselarasan antara program MBKM kemdikbud dengan LPPM UPI juga membantu Indonesia mewujudkan poin keempat SDGs 4 yaitu pendidikan berkualitas (Quality Education) melalui KKN dan MBKM Kampus Mengajar yang diharapkan mampu membantu meningkatkan kualitas Pendidikan di SD dan SMP khususnya bidang literasi dan numerasi.
Berdasarkan pengalaman penulis, program yang dilaksanakan di sekolah sasaran dibagi menjadi 3 rancangan utama, yaitu kegiatan mengajar, adaptasi teknologi, dan administrasi sekolah. Salah satu program unggulan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran yaitu pengenalan konsep merdeka belajar yang menekankan pada partisipasi aktif siswa.Â
Melalui program unggulan Green Day, misalnya penulis mengajak siswa untuk lebih mengenal tanaman. Kegiatan dikemas sedemikian rupa sehingga terjadilah transfer pengetahuan melalui pengalaman praktik siswa secara langsung. Kegiatan Green Day dilaksanakan melalui empat tahapan, yaitu perkenalan karakteristik tanaman, persebaran tanaman, cara menanam, dan cara merawatnya.
Langkah-langkah kegiatan pada Green Day yaitu pertama, siswa akan dibagikan kartu berisi identitas dan karakteristik tanaman serta persebaran tanaman tersebut di seluruh dunia. Setelah mengenal tanaman, siswa mencoba secara langsung menanam tanaman bambu hias dengan berbagai media tanam, seperti water beads, cocopeat, hidroton, air, dan media tanam tanah. Setiap siswa dipersilahkan untuk berkreasi dengan media tanam yang sudah diberikan. Selain itu, siswa juga diarahkan untuk memanfaatkan barang bekas menjadi pot.Â
Hal ini melatih siswa untuk bijak dalam membuang sampah dan memanfaatkan kembali barang bekas di sekitar mereka. Setelah itu, siswa dipersilahkan membawa pulang tanaman dan merawat tanaman tersebut di rumah masing-masing sesuai dengan instruksi di lembar kerja.Â
Sedangkan pada program kedua dan ketiga, pengalaman yang penulis peroleh yaitu selama kurang lebih 5 bulan yaitu mengajak siswa untuk lebih dekat dengan teknologi melalui pelatihan penggunaan Microsoft dengan berbagai fitur yang disediakan.Â
Selain itu kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk pembenahan administrasi sekolah seperti data pokok sekolah, bank instrumen penilaian atau soal ulangan dan sebagainya. Maka, dapat disimpulkan bahwa Program Kampus Merdek klik dengan teaching experience mahasiswa UPI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H