Assalammu'alaikum Wr. Wb.
Mengikuti perkembangan Situs Social networking termasuk yang selama ini sudah kita kenal seperti, facebook Dan Twitter (baca tulisan terdahulu) telah sangat populer, nampaknya sudah banyak fitur-fitur yang kita manfaatkan, mulai dari sekedar sharing status update, bermain games bersama, sharing blog mengenai pikiran kita dan photography ketika kita mengunjungi suatu tempat. Dan sepertinya aspek berbagi dalam kehidupan manusia yang sebenarnya dulu menjadi wilayah privacy seseorang sekarang bakal menjadi objek publikasi di era informasi yang semakin tumpah ruah, sebagai contoh location based social networking dimana update status lebih spesifik untuk tempat-tempat kita beraktivitas dalam keseharian seperti resto, mall, hotel, tempat kita bekerja, dan bahkan tempat peribadatan.
contoh kita pergi ke sebuah resto Dan memesan menu makanan tertentu setelah mencicipi ternyata enak, langsung saja kita update status bahwa makanan yg kita pesan ternyata 'mak nyus' langsung kita update melalui situs social netowrking seperti foursquare, atau koprol (yang satu ini made in Indonesia). Foursquare sudah memiliki fitur canggih untuk location based Dan ketika kita melakukan update pilihan tempat yang kita kunjungi sudah tersedia tinggal status update apa yang kita inginkan.
Marketing Berbasiskan Social Networking Social networking sangat erat dengan dunia marketing, Dan untuk bisnis jasa (Small Medium Business) seperti resto Dan hotel, hal ini merupakan media baru dan barangkali harus memanfaatkannya lebih serius karena "words of mouth" menjadi makin powerful, tanpa mengeluarkan effort berlebih (baca: gratis), komunitas yang tergabung di dalam situs social networking akan menyebarluaskan layanan yang mereka rasakan dengan suka rela, dan cenderung lebih provokatif karena update status mereka Akan dibaca oleh khalayak ramai. Saya sebagai penulis tinggal membaca tip-tip tempat-tempat yang direkomendasi sebagai ide tempat yang akan dikunjungi.  Sebenarnya hal ini dapat juga dilakukan melalui group melalui messaging misalnya di Blackberry, namun demikian tip-tip yang kita jumpai di situs social networking lebih bervariasi dan oleh khalayak ramai.
Entrepreneurship
Banyak sekali perusahaan baru yang bermunculan dengan topik sharing yang implementasinya adalah membuat situs social networking, sebagai contoh blippy yang menjual ide mengenai sharing apa-apa yang kita beli di Amazon.com atau di itunes store .  Ide-ide sepertinya yang membuat entrepreneurship berkembang pesat di dunia dan di Indonesia pada khususnya.  Kapitalisasi pasar memang menjadi masalah, karena kewirausahaan seperti ini tidak langsung akan menghasilkan uang, uang akan datang ketika manfaat dari ide tersebut dirasakan oleh khalayak ramai di sini.  Mungkin kewirausahaan berbasiskan internet atau mobile "killer apps" akan berkembang ketika layanan akses broadband dan internet tersedia di Indonesia secara murah dan akses cepat sehingga bisa meningkatkan PDBnegara berkembang seperti Indonesia, mari kita lihat apakah ke depan bisa terealisasi.
Fitur 'Location Based' Location based sangat cocok dengan kecenderungan manusia Indonesia pada umumnya yang makin kecanduan dengan Hp pintar "smartphone" melaluiÂ
Pertanyaan terhadap privacy Dengan info seperti lokasi, info belanja kita (melalui blippy atau Swipely), info foto diri sendiri (melalui dailybooth) bisa saja disalahgunakan oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab untuk kejahatan misalnya pencuri informasi kartu kredit, informasi identitas, dan lokasi keberadaan kita yang saat ini dikenal dengan pencurian data identitas. Exposure pada privacy sebenarnya juga ada untungnya dan menunjukkan bahwa kita sangat ingin bersosialisasi dalam kehidupan sebagai seorang manusia karena dengan membuka sedikit privacy diri seseorang, maka seseorang tersebut akan lebih diterima di dalam pergaulan sosial. Namun di lain pihak hal tersebut juga akan menjadi ujian bagi bisnis model pada industri social networking di masa yang akan datang.
Yang menjadi pertanyaan tentunya adalah apakah dari sebagian kita yang memiliki kompetensi akan mengambil kesempatan berkecimpung bahkan berbisnis melalui ide yang ditawarkan oleh Social Networking dengan segala risikonya, atau kita akan mengambil sikap tetap pada status quo menghindari segala gemerlapnya dunia Social Networking di abad ke-21 ini?  Sepertinya pilihan yang kedua bukanlah sebuah pilihan untuk generasi Gen-X, sepakatkah Anda?
Wallahua'lam bishowaab
Sumber: The New York Times
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H