Mohon tunggu...
Ghiffari Yusuf
Ghiffari Yusuf Mohon Tunggu... -

Tasawuf Psikoterapi | Uin Sgd Bdg | Bogor x Bandung | Dancer | Ig : Ghiffari_Agip & @Sekar_a.p.e

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berlian

6 Mei 2017   17:04 Diperbarui: 6 Mei 2017   17:16 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secangkir kopi menemani sore ku kali ini. Ditambah hujan mengguyur pemukiman ku. Apa kabar dengan hujan ya ? seingatku aku tidak membercandakan hujan saat itu. mungkin ada orang lain yang sedang membercandakan hujan selain diriku. Maaf hujan.

Aku tak bisa curang untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, tapi mungkin jahat jika aku berharap mereka berbuat curang agar kamu mengugurkan sainganku. Tapi, sepertinya Allah juga tidak suka dengan caraku tersebut. Atau mungkin aku yang curang ?

Jika berlebihan itu salah, apakah berlebihan itu sebuah kecurangan ? Maaf jika aku berlebihkan karena benar-benar ingin memilikimu. Entahlah, karena cinta ini terlalu menjanjikan untuk ku. Aku sangat yakin, terlebih disaat aku melihat mu dan kedua orang tua mu saat aku ingin pamit pulang dari kediaman mu. Semoga niatku menjadikan orang tuamu menjadi orang tua ku juga terlaksana.

Menunggu dalam diam. Bukan kah menunggu itu diam tanpa bekerja ? ya, memang. Meski dirimu tak ingin ditunggu, tapi aku tak bisa membohongi diriku sendiri. Seiring berjalan nya waktu kamu pun akan mengerti apa yang aku tunggu.

Kamu pernah bertanya mengapa aku memilih mu ? aku pun terkadang bingung bagaimana menjelaskannya. Mengapa langit memilih bumi sebagai pasangan nya, atau bintang yang memilih bulan sebagai teman nya bekerja. Dan terlebih aku bingung, mengapa aku memilih mu ?

Apa karena dirimu cantik ? ah tidak, masih banyak yang lebih cantik dari diri mu.

Apa karena dirimu baik ? diluar sana bahkan ada yang lebih baik lagi aku rasa.

Lantas apa ?

Sadarkah kamu , pria selalu mencari pasangan yang taat dalam beragama, tidak perlu kaya. Cukup senang dalam menyambung tali persaudaraan. Terlebih bisa mendidik anak-anaknya di masa depan kelak. Jika aku mencari yang sempurna, aku rasa aku tidak akan pernah menemukan yang tepat. Dan aku rasa aku harus mencari yang cukup.

Cukup cantik

Cukup baik

Cukup untuk mendidik anak-anak ku nanti.

Dan karena mu, aku berhenti mencari.

Terima Kasih

Aku tdak membutuhkan orang yang memperhatikan diriku setiap detiknya. Berlebihan jika aku akan sengsara tanpa ada orang yang memperhatikan ku. Meskipun aku ingin. Tapi, itu dirimu. Dalam satu atap yang sama dalam perhatian yang penuh dengan keberkahanNya. Setelah ikrar yang aku ucapkan bersama mu nanti, di depan kedua orang tua kita. Dengan Bismillahirohmanirahim ku pinang dirimu,

Berlian ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun