Aku keluar dan disambut oleh nafas hujan yang sangat kencang. Dinginnn! Tapi tak sedingin sifatmu padaku. Pertengahan jalan aku bersenandung dengan lagu yang aku suka, kalau kamu sedang suka lagi yang mana ?
Ah maaf aku bercanda lagi.
Namun seketika aku berhenti di tengah jalan. Menikmati kesendirian ditengah hujan yang di candai oleh mereka. Seketika aku meminta maaf kepada sang hujan.
Aku lah setan dan malaikatNya.
      Aku tahu bahwa Tuhan benar-benar sedang bercanda. Mungkin Dia tertawa geli saat aku baru menyadari candaan nya, aku pun sedikit tertawa dibuatNya. Ternyata aku yang sering membuat hujan menangis. aku lah setan itu, dan aku juga malaikatnya. Tiga makhluk yang menyatu dalam satu dimensi.
      Tuhan ternyata membalut keseriusanNya dengan candaanNya. Aku baru sadar sekarang, ternyata Tuhan ingin bercinta denganku melalui setan dan malaikatNya.Â
Ah . . . Sungguh romantis diri-Mu Tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H