Dengan kata lain, pemilih dipaksa untuk jujur pada dirinya. Karena, boleh jadi jika karakter jujur pemilih belum terbangun, bukan tidak mungkin ia akan melakukan kecurangan di tempat KPPS yang lain. Maka, KPU menyelipkan sisi pendidikan karakter kepada pemilih dan KPPS untuk jujur ketika melakukan tugasnya.
Tugas berat yang diemban KPPS, terbukti di lapangan membutuhkan stamina extra tinggi agar tetap fokus dan teliti mengawal proses kerja KPPS. Baik pada saat proses pemungutan suara maupun pada waktu proses perhitungannya.
Bagi KPPS, kedua-duanya membutuhkan semangat, ketelitian, kejujuran, kedisiplinan, keteraturan, kerapihan, dan pantang menyerah walaupun banyak kendala yang dilalui oleh KPPS. Mulai dari kendala fisik, cuaca, ngantuk berat, makan tak tenang sampai ibadah pun aga terburu-buru oleh tugas KPPS yang menanti untuk segera diselesaikan.
Setelah tugas KPPS selesai adalah tahap akhir yang menggembirakan bagi KPPS karena akan segera mengirimkan surat suara ke pihak kelurahan/desa untuk direkap secara berjenjang. Mulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kab/kota, Provinsi hingga nasional.
Semoga proses perhitungan yang dilakukan oleh KPU pusat maupun daerah dapat berjalan dengan aman dan lancar, ditengah-tengah gelombang politik yang menggempur keadaban masyarakat Indonesia. Selamat menanti proses perhitungan suara, tanggal 22 Mei 2019 yang menentukan. Salam keadaban dan perdamain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI