Kini, setelah pasca lulus sekolah, baik siswa baru  atau lama. Setelah lulus akan diuji oleh Pilpres yang membelah masyarakat menjadi dua kubu. Kubu yang pro Joko widodo-KH. Ma'ruf Amin dan kubu yang pro Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dalam mempertahankan idola Capres-Cawapres, tak jarang diwarnai perdebatan sengit yang terus tiadak henti. Satu sama lain saling mengunggulkan calonnya masing-masing dengan berbagai macam cara. Seperti; membuli, mengejek, mencaci, bahkan memfitnah dengan menyebarkan berita bohong.
Keadaan demikian, pada giliran menimbulkan kegaduhan di kalangan pengguna media sosial. Bahkan, menimbulkan bentrokan fisik di dunia nyata, yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang hanya karena perbedaan pilihan dalam Pilpres 2019.
Di dalam sekolah, siswa diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Mulai dari ilmu pengetahuan sosial, Ilmu pengetahuan alam, bahasa, agama, dan sejumlah kurikulum lokal lainnya. Hasil perpaduan pembelajaran, baik formal atau non formal pada akhirnya terakumulasi dalam benak ingatan siswa.
Begitu siswa setelah menamatkan belajarnya selama tiga tahun di jenjang SMP/MTs atau SMA/MA/SMK, sekolah melepas lulusannya kembali ke keluarga dan masyarakat.
Di dalam keluarga, siswa yang baru lulus tersebut, akan diuji dengan aneka sikap, mental, tenggang rasa, Â empati dan simpati ketika menghadapi berbagai situasi dan kondisi keluarga.
Begitupun di masyarakat, siswa yang sudah mengenyam pendidikan di sekolah formal akan dihadapkan pada berbagai kondisi di masyarakat. Salahsatunya pesta demokrasi yang sedang menguras emosi, mental dan pikiran masyarakat. Baik masyarakat dunia nyata ataupun masyarakat jagat maya.
Di dalam masyarakat dunia nyata, tidak sedikit masyarakat yang berbeda pilihan satu sama lain saling membenci dan tak tegur sapa. Walaupun sesama tetangga dekat, bahkan sesama anggota keluarga pun juga mengalamai hal sama.
Di dalam masyarakat jagat maya, perdebatan yang berujung saling buli, mencaci, mengejek sampai memfitnah tak kalah sengit dengan masyarakat di dunia nyata. Di dunia maya, para nitizen bebas saling mengungkapkan idola paslonnya masing-masing.
Dengan berbagai macam cara, sambil menunjukan kelebihan dan keunggulan paslonnya dan pada saat yang sama melemahkan dan menunjukan aib kubu sebelahnya.