Makan pun dengan sangat gampang bisa pesan lewat grab food. Justru menghilangkan naluri sosial manusia untuk berinteraksi secara nyata dengan masyarakat. Dalam kaidah ilmu sosiologi, semakin jarang menyeburkan diri dengan kelompok sosial, maka penyakit akan cepat datang yang berujung kematian bagi seseorang.
Logikanya, seseorang yang sering menyendiri bukan karena kerjaan. Tentu, akan merasa kesepian. Kesepian inilah lambat laun akan membuka terhadap gejala hidup kurang normal, seperti stress dan depresi.Â
Stress dan depresi ini menjadi salahsatu pintu masuk dari berbagai penyakit. Karena seseorang yangdihinggapi masalah tersebut, secara fisik nafsu makannya akan berkurang atau berlebih. Berkurang dan berlebih nafsu makan kerap kali menimbulkan badan cepat terserang penyakit. Lambat laun kematian akan menghampirinya.
Maka disinilah posisinya, manusia membutuhkan kedekatan dengan tuhannya. Maka wajar, Tuhan menyuruh ibadah kepada hambaNya. Agar kondisi jiwa dan raga selalu merasa dekat dengan Tuhan. Secara normatif, kedekatan manusia dengan Tuhan adalah kebutuhan teologis yang mempunyai dasar yang kuat ketika manusia diambil persaksianya di dalam rahim. Namun, lingkungan keluarga yang selajutnya akan menentukan arah hamba Tuhan tersebut.
Modal normatif inilah, menjadi titik balik manusia untuk selalu dekat dengan Tuhannya. Lewat beribadah dalam bentuk doa, manusia berharap selalu menebarkan kebaikan bukan menebar laknat dan sumpah serapah. Rasullah SAW bersabda, "Siapa yang melaknat seorang  mukmin, maka ia seperti membunuhya". (HR Bukhori).
Oleh karena itu, dalam berbicara seseorang harus berhati-hati. Jangan sampai pembicaraanya menyakiti dan mendzolimi orang lain. Karena orang yang terdzolimi doanya akan selalu didengar oleh Tuhannya. Rasullah SAW bersabda, "Tiga doa yang akan diterima oleh Tuhan, yaitu doa orangtua, doa orang yang bepergian, dan doa orang yang terdzolimi". (HR Abu Daud).
Dengan demikian, mari kita saling menebarkan kebaikan lewat berdoa untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, pemerintah, bangsa dan negara termasuk Ibu Ani Yudoyono yang kini sedang terbaring di rumah sakit Singapura. Semoga Tuhan menyembuhkan Ibu Ani Yudoyono dan tak lupa tetangga kita atau masyarakat yang sedang terbaring sakit, semoga Tuhan segera menyembuhkan. Agar kembali beraktifitas, untuk mengayomi saudara umat beragama semuahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H