Saat asyik membaca buku, tiba-tiba kawan lama berkirim pesan, "Kang tidak menulis tentang fatwa salam lintas agama?" Sambil melampirkan liputan berita MUI.
Kujawab singkat, "Hente! (Tidak!)"
"Kenapa?"
"Abdi nuju resep nyerat aktivitas di Cibiru, praktik sae di Bandung (Saya sedang asyik menulis segala aktivitas di Cibiru, praktik baik keagamaan di Bandung"
Bila kita menyimak, mendengarkan sambutan, pidato pemerintah dalam acara resmi, seorang pejabat muslim selalu mengawali ucapan salam.
Assalamuaalaikum warahmatullahi wabarakatuh (Islam),
Salam sejahtera bagi kita semua (Kristen),
Shalom (Katolik),
Om Swastiastu (Hindu),
Namo Buddhaya (Buddha),