Mohon tunggu...
Ibn Ghifarie
Ibn Ghifarie Mohon Tunggu... Freelancer - Kandangwesi

Ayah dari 4 anak (Fathia, Faraz, Faqih dan Fariza) yang berasal dari Bungbulang Garut.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Film 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta itu Solusi Pernikahan Beda Agama

14 Juli 2010   08:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:52 10233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun, ia memiliki dua catatan kritis terhadap film ini. Selain ending film yang dinilai kurang berani menyuguhkan solusi yang “berani”, Bachtiar melihat ada beberapa adegan yang melompat dan kurang tergambarkan secara utuh.

Bagi Romo Benny berpendapat ihwal film 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta patut diacungi jempol. Di tengah-tengah kecenderungan film Indonesia yang terseret arus komersialisasi, Mizan Productions berani menempuh jalur idealis dan prinsip. Masyarakat Indonesia membutuhkan pendidikan melalui media film. “Dan melalui film ini, Mizan Productions melakukan langkah itu. Film ini sangat mendidik dan pantas ditonton oleh semua kalangan,” paparnya

Meski menisbahkan ending yang dianggapnya kurang berani pada ketakutan-ketakutan warisan Orde Baru, Mohamad Sobary, memuji film ini sebagai salah satu film terbaik yang pernah ditontonnya.

Ia merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh para intelektual dan akademisi.

Menjawab ending film yang dinilai kaku, Putut Widjanarko, justru pada ending yang dirasa bersifat kompromistis itu terangkum pesan utama yang ingin disampaikan dari film tersebut. “Film 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta adalah tentang terbukanya berbagai alternatif solusi bagi persoalam pernikahan beda agama, dan bahwa jalan menuju kebahagiaan kehidupan perkawinan tidaklah tunggal” jelasnya

“Selain itu, Ending juga kami rancang sedemikian rupa, sehingga dapat menyajikan plot yang twisted dan mengejutkan penonton,” pungkasnya [Ibn Ghifarie]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun