Hal itu tidak akan di terima oleh rakyat Indonesia, apa lagi rakyat yang menafkahi keluarganya
Dengan bekerja sebagai supir angkutan umum ataupun pekerjaan yang bersangkutan dengan kendaraan. Selain itu di samping harga BBM naik harga-harga sembako lain jugak ikut naik seperti ,cabe,mie instan,telur dan sebagainya . Hal ini juga tentu sangat memperberat rakyat yang kurang mampu/miskin,yang sehari-harinya mencari uang dengan cara bekerja sebagai supir angkutan umum.
Di dalam pidato Presiden Jokowidodo menjelang peringatan HUT RI ke-77. Kemerdekaan RI juga menegaskan bahwa postur APBN cukup aman, bahkan surplus, sehingga bisa menjaga harga BBM tetap bisa di jangkau oleh masyarakat . Dan nyatanya pada hari ini memang harga BBM masih bisa di jangkau, tetapi apakah kebutuhan masyarakat hanya untuk BBM? Jika perharinya supir mendapatkan uang sebesar 100 ribu, untuk membeli BBM kendaraan nya saja sebesar 50 ribu perhari, apakah cukup sisa uang sebesar 50 ribu untuk memberi makan keluarga dan kebutuhan lain? Tentu tidak.
Solusi saya, sebaiknya Pemerintah menurunkan harga BBM sesuai dengan standar keuangan rakyat miskin. Bukankah Rakyat adalah Raja di Negeri sendiri, maka janganlah menjajah Raja di Negerinya sendiri jika tidak ingin terjadi  adanya keributan ataupun demo, justru Pemerintah yang seharusnya melayani rakyat bukan menindas rakyat."jika belum mampu  membahagiakan rakyat, setidaknya jangan mempersulit kehidupan mereka".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H