Mohon tunggu...
GHIFARI ANGRADIPA EFENDI
GHIFARI ANGRADIPA EFENDI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

SAYA MERUPAKAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karim, Penjual Jajanan yang Kecipratan Berkah dari Muktamar Muhammadiyah ke-48

10 Desember 2022   17:09 Diperbarui: 10 Desember 2022   17:28 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karanganyar--Rahmat Akarim (26) menjalani hari-harinya menjadi pedagang jajanan seperti sosis bakar, telur gulung, tahu gejrot, dll. Karim mungkin menjadi satu dari banyaknya pedagang yang merasakan limpahan berkah dari terselenggaranya agenda Muktamar Muhammdiyah & 'Aisyiyah ke-48. Pasalnya terlihat ia sangat sibuk sekali melayani pembeli yang datang ke kedai nya yang berada di depan De Tjolomadoe di pinggir Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Karim yang memiliki satu orang istri dan dua orang anak ini mengaku sangat bersyukur lantaran semenjak terselenggaranya Muktamar Muhammadiyah dan 'Aisyiyah ke-48 dagangannya semakin ramai pembeli. Ia mengaku mendapat keuntungan hingga tiga kali lipat perhari dari yang ia bisa dapatkan biasanya.

"Alhamdulilah mas, semenjak adanya muktamar ini saya dan keluarga jadi kecipratan berkahnya. Dari jualan kaya gini aja saya bisa untung tiga kali lipat. Biasanya saya dagang di depan SD untung paling banyak itu sekitar dua ratus lima puluh ribuan mas tapi sekarang semenjak saya dagang di acara muktamar ini saya bisa dapet untung bersih sampe tujuh ratus lima puluh ribuan mas" kata Mas Karim, panggilan akrab Rahmat Akarim saat di wawancarai oleh saya, Minggu (20/10/2022).
Meningkatnya keuntungan dari Mas Karim ini juga bukan tanpa alasan. Ia memang sedikit menaikkan harga dagangannya namun kenaikan itu tidak drastis, hanya sekitar lima ratus hingga dua ribu rupiah.

"Harga nya saya naikkan sedikit mas. Untuk sosis bakar saya jual biasanya delapan ribu sekarang saya jual sepuluh ribu. Telur gulung saya jual biasanya seribuan sekarang saya jual seribu lima ratusan mas" ungkapnya.

"Saya naikkan juga karena ada beberapa bahan baku yang harga nya naik mas, jadi supaya tetep untung ya mau ga mau saya harus naikin harga nya" tambahnya.

Karim mengaku peningkatan keuntungan ini juga sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi keluarganya. Pasalnya saat pandemi memang usaha karim sangat mersakan dampaknya.

"Dulu waktu masih pandemi kan anak-anak sekolahnya online, dagangan saya sepi banget mas, sementara anak istri saya kan juga butuh makan. Dulu saya bingung banget mau cari pendapatan kemana" kisahnya.

Karim juga mengaku bahwa selama kegiatan Muktamar ini ia seringkali kehabisan stok bahan bahan untuk usahanya lantaran pembeli sangat meningkat juga seiringan dengan ramainya pengunjung dan peserta Muktamar yang dating dari berbagai penjuru daerah di Indonesia.

"Alhamdulillah juga saya selama dagang di muktamar ini selalu habis bahkan berapa kali saya tuh sering banget kehabisan sosis dan stok telur sampe harus belanja ke Solo supaya dapet barang yang banyak dengan harga murah mas" ucapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun